Konten dari Pengguna

Ternyata Rumah Sakit Terbaik di Papua Berlokasi di Pedalaman

Trubus ID
Media online kekinian yang menyajikan informasi seputar gaya hidup hijau yang ramah lingkungan dan peristiwa terkait alam, lingkungan, sosial, serta pemberdayaan masyarakat untuk bumi kita yang lebih hijau dan lestari
4 September 2018 9:20 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Trubus.id -- Sebagai Ibukora Papua, Manokwari yang berada di Kabupaten Papua Barat menjadi pusat kotanya Papua. Bahkan sejumlah infrastruktur di wilayah ini lebih lengkap dibanding dengan kabupaten lainnya.
ADVERTISEMENT
Meski infrastrukturnya jauh lebih baik dibandingkan wilayah lain, tapi siapa sangka jika rumah sakit terbaik di Papua Barat bukan berada di pusat Kota Manokwari. Rumah sakit terbaik di Papua justru berada di kabupaten yang lokasinya terpencil dengan akses jalan yang terbilang sulit.
Dari 16 rumah sakit yang ada di Papua Barat, Rumah Sakit Umum (RSUD) Teluk Bintuni yang ada di Jalan Raya Sibena KM 7 merupakan satu-satunya RS yang memiliki status akreditasi Paripurna. Status tersebut baru diberikan pada tahun 2018 ini pada rumah sakit kelas C itu.
Baca Lainnya: Energi Terbarukan Siap Terangi 2.500 Desa di Papua
Untuk menuju ke Rumah Sakit Teluk Bintuni, harus ditempuh dengan perjalanan darat dari Manokwari dengan medan yang cukup berat.
ADVERTISEMENT
Jarak yang harus kami tempuh sekitar 303 kilometer dan 30 persen jalan Trans Papua yang menghubungkan Manokwari dan Bintuni masih berupa tanah.
Perjalanan ini ditempuh sekitar delapan jam, dengan berkendara menggunakan kendaraan khusus yang bisa menerjang kondisi jalan yang off-road.
Sebagai informasi, RSUD Teluk Bintuni berdiri sejak 2011 lalu. Rumah sakit ini terbilang luas dan besar untuk ukuran rumah sakit yang ada di daerah terpencil. Fasilitasnya pun cukup lengkap. Luas bangunan 5.000 meter persegi dan tanahnya seluas 50.000 meter persegi.
Direktur RSUD Teluk Bintuni, Eka Widrian Suradji, MD.,Phd., mengatakan bahwa RS tersebut memiliki 255 tenaga kerja dan 12 dokter spesialis. Mereka juga punya Unit Gawat Darurat (UGD), rawat inap sampai kelas VIP, Obgyn, laboratorium, bagian tranfusi darah dan gedung khusus bedah.
ADVERTISEMENT
"Kami juga satu-satunya RS yang CT Scan-nya aktif di Papua Barat," kata Eka kepada wartawan, di Teluk Bintuni, Papua Barat, Selasa (4/9).
Alat CT Scan seharga Rp3,6 miliar itu hingga saat ini telah digunakan sekitar 30 orang pasien per bulannya.
Baca Lainnya: Noken, Oleh-oleh Khas Papua dari Kulit Kayu
Selain itu, RSUD Teluk Bintuni juga menjadi rumah sakit pertama yang memiliki alat ecocardiografi di Papua Barat.
Menurut Eka, Teluk Bintuni merupakan kabupaten dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) terbesar di Papua Barat.
Meski berlokasi di pedalaman, namun RSUD Teluk Bintuni juga telah bekerja sama dengan sejumlah RS lain, seperti RS Panti Rapih Yogyakarta, RS Universitas Hasanuddin Makassar dan RS AL Manokwari.
ADVERTISEMENT
Eka juga mengatakan, bahwa kebanyakan pasien yang berobat ke rumah sakitnya menderita penyakit yang tak jauh berbeda dengan pasien di kota-kota besar, seperti ISPA, dispepsia, hipertensi, jantung dan gagal ginjal.
"Hingga kini 80 persen pasien RS dari dua distrik. Dari 22 distrik lain cuma 20 persen," lanjutnya lagi.
Hal tersebut pun membuat RSUD Teluk Bintuni membuat program pelayanan yang dinamakan Rumah Sakit Masuk Kampung (Rampung).
Program ini meliputi melakukan pelayanan rumah sakit dengan RS Apung dan RS Keliling atau ambulans, yang pergi ke kampung-kampung untuk mengobati warga yang kesulitan menjangkau puskesmas atau RSUD Teluk Bintuni.