Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Usai Longsor, Gunung Anak Krakatau Tumbuh Kembali
2 Januari 2019 1:22 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:51 WIB
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Dia akan terus melakukan pertumbuhan, untuk membangun tubuh yang longsor itu, ketinggiannya akan naik lagi, meningkat lagi. Mudah-mudahan tidak ada peningkatan aktivitas magma," kata Wawan Irawan,Kabid Mitigasi Gunung Api (MGA) PVMBG, melalui sambungan selulernya, Sabtu (29/12/2018).
Ketinggian Krakatau sebelumnya 338 MDPL, setelah meletus dan longsor, kini hanya 110 MDPL.
Menurutnya, tsunami yang terjadi pada 22 Desember 2018 kemarin, benar dikarenakan adanya longsoran material dari puncak Gunung Anak Krakatau (GAK).
"Terus ini kan kombinasinya biasanya ada magma, piroklastik. Nah yang mendasarinya itu piroklastik sehingga mudah lepas gitu," ujarnya.
Magma yang keluar terus menerus dari dapur magma, tidak akan langsung kosong, karena terus tersuplai dari dalam bumi.
Sehingga, tidak mungkin terjadi kekosongan di dapur magma, dan terjadi longsor bawah laut. Anak Krakatau sejak malam tadi, pukul 00.00 sampai 06.00 wib, telah terjadi letusan sebanyak 20 kali. Bahkan jelang siang, ketinggian semburan abu vulkaniknya mencapai 700 meter dan terjadi tremor terus menerus.
ADVERTISEMENT
Kondisinya yang kini di Level III atau siaga, perkembangannya terus di pantai oleh Pos Pantau GAK di Pasauran, Kabupaten Serang dan di Lampung.
"Kalau dapur magma kan jangan dibayangkan keluar terus langsung kosong, karena kan dari bawah ada suplai terus," jelasnya.
Selain ini, masyarakat hanya mengetahui ketinggian Anak Krakatau di atas permukaan laut saja, namun sangat sedikit informasi ketinggian Anak Krakatau jika dihitung dari dasar laut.
"saya belum melihat peta batimetriknya yah, kedalamannya, saya pun enggak punya data tentang itu, jadi saya enggak bisa berkomentar tentang itu," terangnya.