Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Warga Resah, Kali Cimantuk Masih Tercemar Limbah Konveksi Batik
2 Oktober 2018 21:50 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Trubus.id -- Sudah beberapa tahun belakangan, warga Desa Lumpang, Kecamatan Parungpanjang, Kabupaten Bogor resah dengan keberadaan pabrik batik di wilayah mereka. Bukan karena mereka tidak suka batik yang sudah menjadi warisan budaya Indonesia.
ADVERTISEMENT
Yah, warga resah karena pabrik batik itu membuang limbahnya ke aliran sungai yang menjadi sumber air mereka. Pun demikian, sejak tanggal 17 Juli silam, petugas Satpol PP Pemerintah Kabupaten Bogor sudah menindaklanjuti keluhan mereka. Hasilnya, pabrik tersebut disegel petugas.
Namun sayangnya, warga Desa Lumpang dan Gintung Cilejet, masih saja terkena dampak akibat tercemarnya Kali Cimatuk oleh limbah konveksi kain batik yang telah ditutup itu. Pasalnya, limbah tersebut masih mengendap dan menyebabkan air kali jadi hitam. Ikan-ikan yang menghuni kali pun mati.
Baca Lainnya : Hari Batik Nasional, Memahami Problematika pada Momen Kebanggaan
Mulyadi, warga sekitar lokasi cerita, pencemaran di Kali Cimatuk sudah terjadi sejak puluhan tahun. Namun, adanya pencemaran baru mencuat setelah Satpol PP Kabupaten Bogor melakukan sidak ke kolam penampungan limbah yang mengalir ke dasar kali, beberapa bulan lalu.
ADVERTISEMENT
Kepala Desa Gintung Cilejet, Tajudin Hasan menjelaskan, karena kali tercemar, warga sama sekali tidak bisa menggunakan air di sana untuk keperluan sehari-hari, seperti mandi dan cuci pakaian.
"Tapi, petani masih pakai airnya karena tidak ada lagi sumber air selain kali itu yang paling dekat," kata Tajudin, Senin (1/10) kemarin.
Saat musim kemarau, kata dia, kondisi air semakin parah karena debit air lebih sedikit ketimbang limbah.
"Tapi kalau musim hujan, air yang tercemar bisa terbawa arus. Jadi agak lebih baik," katanya.
Dia berharap, pemerintah segera memberikan solusi untuk air Kali Cimatuk yang sudah tercemar, agar kembali bersih dan tidak berbahaya. Sehingga warga tidak resah lagi dan bisa menggunakan lagi air kembali.
ADVERTISEMENT
Baca Lainnya : Digital Printing Jadi Biang Kerok Turunnya Produksi Batik Tradisional
Menanggapi adanya pencemaran air Kali Cimatuk, Penggiat Kali Bersih Ridwan Manantik mengatakan, ini terjadi akibat kurangnya kesadaran pengusaha konveksi kain batik.
Lebih baik, kata dia, perusahaan ditutup lebih dulu oleh Pemkab unuk memberikan efek jera, sampai pabrik memiliki Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL).
Dia menambahkan, seharusnya pemilik perusahan bertanggung jawab terkait pencemaran Kali Cimatuk. Karena jika terus dibiarkan, bisa menimbulkan dampak yang sangat luar biasa di masyarakat, seperti penyakit kulit.
"Karena limbah konveksi batik jelas mengandung bahan kimia. Sebenarnya agar ada efek jera, para oknum pelaku usaha yang mencemari kali atau sungai juga bisa ditindak pidana," ujarnya. [RN]
ADVERTISEMENT
Live Update