Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Warga Sungai Apit, Siak Dilarang Ubah Lahan jadi Kebun Sawit
14 Februari 2019 19:46 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
"Petaninya sudah hebat-hebat, jangan dirubah jadi sawit ya. Bantuan akan diberikan terus," ujar Syamsuar ketika berbaur dengan UKK Kelompok Tani Sabak Jaya Kampung Seliau Kecamatan Sungai Apit, akhir pekan ini.
Menurut Syamsuar, Sungai Apit masuk dalam program swasembada pangan, sama halnya dengan Kecamatan Bungaraya. Oleh karena itu, Syamsuar berharap kerjasama masyarakat dan pihak kecamatan berjalan dengan baik.
"Sebagai contoh, Bungaraya itu berhasil dan banyak orang datang ke sana belajar. Semoga Sungai Apit menjadi terbaik di Riau seperti Bungaraya," imbuh Syamsuar.
Terpisah, Ketua Kelompok Tani Sabak Jaya mengatakan sudah lama menantikan panen seperti yang dilakukan pekan ini. Sebelumnya di tahun 2000, panen sempat terkendala musim.
"Alhamdulillah jumlah sawah yang dipanen saat ini luasnya sudah 67 hektar, dan sekarang sudah masuk ke musim tanam padi untuk yang kedua," kata Kahar.
ADVERTISEMENT
Untuk membantu meningkatkan hasil panen, Kahar memohon kepada Pemerintah Kabupaten Siak untuk memperbaiki infrastruktur yang ada, seperti mempercantik jalan masuk ke sawah dan jalur tali air.
Camat Sungai Apit Wahyudi menambahkan, panen raya ini merupakan buah dari kesabaran kelompok petani.
"Selain itu, perhatian pemerintah daerah juga berperan dalam kesuksesan petani yang ada di Kecamatan Sungai Apit," kata Wahyudi.
Meskipun terhitung baru, kata dia, sawah di Kecamatan Sungai Apit ini sudah menghasilkan 5-6 ton beras dari varietas padi organik. Berbeda dengan padi yang berada di Bungaraya dan Sabak Auh yang memakai pupuk kimia. (M Syukur)