Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Waspada Penyakit Musim Hujan Pada Cabai, Ini Upaya Kementan
14 Januari 2019 0:10 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:49 WIB
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kepala Sub Direktorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Sayuran dan Tanaman Obat, Direktorat Jenderal Hortikulutura, Kementerian Pertanian (Kementan), Nadra Illiyina Chalid mengungkapkan hingga saat ini virus kuning dan patek (antraknosa) masih menjadi penyakit utama tanaman cabai. Petugas POPT setempat telah merekomendasikan pengendalian 2 penyakit serta lalat buah tersebut dengan penggunaan varietas tahan atau toleran.
Baca Lainnya:
Petani dianjurkan untuk menggunakan benih yang berkualitas, cara pesemaian yang benar, penggunaan plastik mulsa hitam perak, eradikasi selektif pada tanaman terserang/sakit, pemasangan perangkap untuk mengurangi kutu kebul dan pemanfaatan musuh alami, aplikasi pestisida untuk kutu kebul.
"Serangan hama penyakit pada tanaman cabai sebenarnya dapat dikendalikan sedini mungkin, bila petani menerapkan pengendalian OPT cabai secara ramah lingkungan dengan menggunakan bahan pengendali OPT yang ramah lingkungan, menerapkan prinsip Pengendalian Hama Terpadu", jelas Nadra saat meninjau tanaman cabai di Tuban Jawa Timur, Kamis (10/1/2019).
ADVERTISEMENT
Petugas POPT selalu mengajak petani mendahulukan pengendalian secara pre-emptif yang diintegrasikan dengan sistem budidaya tanaman. Selain itu diikuti pengendalian secara responsif berdasarkan hasil pengamatan di lapang.
"Yakni sejak perencanaan sampai panen, termasuk pemilihan lahan, bibit yang sehat, pemeliharaan intensif dan pemantauan secara rutin," ucap Nadra.
Baca Lainnya:
Secara terpisah Direktur Perlindungan Hortikultura, Sri Wijayanti Yusuf mengemukakan Kementan bersama jajaran Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) serta Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit(LPHP) atau Lab Agens Hayati terus mengembangkan dan menyebarluaskan teknologi pengendalian OPT dengan menggunakan bahan dan sarana pengendali yang ramah lingkungan.
"Salah satunya dengan menggunakan likat kuning untuk pengendalian aphid yang menjadi vektor virus kuning, aplikasi trichokompos dimulai saat penyiapan lahan untuk menekan cendawan pengganggu tumbuhan," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
"Harapannya, penerapan budidaya ramah lingkungan pada tanaman cabai semakin luas, sehingga mengurangi gangguan OPT," pinta Sri Wijayanti.
Perlu diketahui, Kabupaten Tuban salah satu sentra produksi cabai di provinsi Jawa Timur khususnya di Kecamatan Montong dan Bancar. Daearh ini, tidak luput dari serangan penyakit utama seperti penyakit virus kuning, antraknosa dan lalat buah.
Penyakit-penyakit tersebut menyerang tanaman berumur 90 hingga 135 hari dengan luasan 6,5 hektar. Intensitas serangan dikategorikan ringan sampai dengan berat. Hal ini disebabkan petani cabai belum optimal menjalankan anjuran yang diberikan petugas lapang (POPT/PHP).