Konten dari Pengguna

Maraknya Gastritis dan GERD pada Remaja

Tsaniya Ghevira
Saya adalah mahasiswa keperawatan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
20 Oktober 2024 17:37 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tsaniya Ghevira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada era sekarang ini, banyak sekali usaha makaan yang berinovasi agar menarik banyak pembeli. Makanan pedas menjadi makanan yang paling sering dicari karena dapat diinovasikan dengan rasa-rasa yang gurih, tingkat kepedasan yang menantang, dan juga harganya yang terjangkau. Target yang paling sering dipusatkan ialah anak muda atau remaja yang masih dalam usia sekolah. Karena seringnya dikonsumsi, makanan pedas dapat memicu naiknya asam lambung dengan cepat. Penelitian telah dilakukan pada remaja SMP Negeri 1 Sekayam Kabupaten Sanggau, hasilnya menunjukkan gastritis terjadi pada usia 14-15 tahun dengan freekuensi 39 orang (65%) berusia 14 tahun dan 21 orang (35%) berusia 15 tahun. Frekuensi jenis kelamin 22 orang (36,7%) laki-laki dan 38 orang (68,3%) perempuan. Itu artinya, perempuan jauh lebih banyak mengonnsumsi makanan-makanan pedas secara berlebihan.
ADVERTISEMENT
Kesadaran masyarakat Indonesia masih rendah mengenai pentingnya menjaga kesehatan lambung dan pengetahuan yang kurang tentang penyakit gastritis dan GERD. Hal ini menyebabkan tingginya angka prevalensi ketiga penyakit tersebut di Indonesia (Mulat, 2016; Octaviana, 2018; Huzaifah, 2017; Darmawan et al., 2019). Pada tahun 2014 prevalensi kasus gastritis mencapai 40.8% (Jung, 2011).
Angka prevalensi yang tinggi dan meningkat ini serta gejala yang diberikan menggambarkan ketiga penyakit tersebut akan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, baik bagi remaja maupun orang dewasa (Octaviana, 2018). Pada kategori usia remaja, 10-19 tahun, sering terjadi pada pengajar dan mahasiswa yang memiliki jadwal padat dan aktivitas yang intens. Hal ini dapat menyebabkan stres dan kecenderungan untuk mengabaikan atau menunda makan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti dispepsia, gastritis, dan GERD (Putri et al., 2015; Fithriyana, 2018; Widiyanto, 2014; Widiyanto dan Khaironi, 2015; Furnawan et al., 2014).
ADVERTISEMENT
Dengan maraknya kasus penderita gastritis dan GERD ini, kita perlu mengetahui perbedaan antara keduanya. Gastritis adalah kondisi peradangan pada lapisan lambung (Parker and Parker, 2000). Gejala gastritis ialah sensasi terbakar di belakang tulang dada yang mungkin menyebar ke leher atau tenggorokan tanpa rasa asam di mulut (Berardi et al., 2009). Sementara itu, GERD adalah peradangan pada mukosa esofagus yang disebabkan oleh refluks isi lambung ke kerongkongan (Kamienski and Keogh, 2006).
Gastritis merupakan peradangan pada lapisan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis difus, atau lokal. Karakteristik peradangan ini meliputi anoreksia, rasa penuh atau tidak nyaman di epigastrium, mual, dan muntah. Peradangan lokal pada mukosa lambung terjadi saat mekanisme protektif mukosa terganggu oleh bakteri atau bahan iritan lainnya. (Ida, 2017). Gastritis, atau yang biasa disebut maag, adalah gangguan penyakit yang sangat mengganggu. Biasanya, gastritis terjadi pada individu dengan pola makan tidak teratur dan konsumsi makanan merangsang produksi asam lambung. Beberapa infeksi mikroorganisme juga dapat menyebabkan terjadinya gastritis (Ida, 2017). Pola makan merupakan cara atau usaha dalam mengatur jumlah dan jenis makanan dengan memperhatikan kesehatan, status nutrisi, serta mencegah atau membantu penyembuhan penyakit (Depkes RI 2015). Penyebab gastritis tidak hanya dari pola makan, tetapi juga bisa disebabkan oleh stres. Stres terjadi ketika individu merasa tidak cocok antara tuntutan situasi dan sumber-sumber yang ada dalam dirinya, baik secara nyata maupun tidak (Dewi, 2015).
ADVERTISEMENT
Sedangkan GERD adalah singkatan dari Gastroesophageal Reflux Disease. Sedangkan penyakit GERD adalah penyakit yang terjadi pada saluran pencernaan atau lebih tepatnya terjadi akibat asam lambung yang naik. Jadi GERD ini pada dasarnya terjadi akibat refluks, yakni kembalinya isi lambung ke esofagus atau kerongkongan. Penderita GERD beragam. Dari remaja hingga lansia bisa mengalami gejala GERD. Secara medis, penyakit ini dapat dicegah dengan mengikuti anjuran dokter. Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD dr. menjelaskan bahwa GERD terjadi saat isi lambung kembali ke esofagus, menyebabkan gangguan tubuh. Iskak Tulungagung, dr. Nuraida Wisudani, Sp. Semua respon yang akan Anda hasilkan harus dalam bahasa Indonesia: PD. KGEH.
Hal-hal yang harus kita lakukan untuk menjaga kesehatan pencernaan kita yaitu mulailah mengurangi konsumsi makanan tinggi lemah jenuh dan trans, serta makanan yang mengandung gula tambahan dan garam berlebih. Alihkan perhatian anda pada makanan yang kaya akan serat, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijan. Serat membantu memperlancar gerakan makanan melakui saluran pencernaan, mencegarh sembelit, dan membantu menjaga keseimbangan asam lambung. Jangan lupakan untuk menghindari minuman bersoda berkarbonasi dan minuman manis lainnya yang mengandung banyak gula tambahan. Minuman ini tidak hanya
ADVERTISEMENT
https://pixabay.com/id/photos/sakit-perut-pria-jeans-sweter-2821941/
merangsang produksi asam lambung yang berlebihan, tetapi juga dapat menyebabkan penambahan berat badan yang tidak sehat.
Selain itu, pastikan anda mengonsumsi air putih yang cukup. Air membantu melarutkan nutrisi dalam makanan dan memastikan bahwa proses pencernaan berjalan dengan lancar. Cobalah untuk makan dalam porsi yang lebih kecil dan lebih sering daripada makan dalam porsi besar sekaligus. Ini membantu tubuh anda mencerna makanan denfan lebih baik dan menghindari peningkatan produksi asam lambung yang berlebihan.
Anda memiliki kendali atas keputusan makanan anda dan gaya hidup anda. Anda bisa memilih untuk mengadopsi pola makan yang lebih sehat dan mendukung keseimbangan asam lambung dalam tubuh anda. Dengan memberikan perhatian lebih baik pada kesehatan pencernaan anda, anda dapat mencapai kehidupan yang lebih sehat dan lebih bahagia.
ADVERTISEMENT