Konten dari Pengguna

Kartu Indonesia Sehat: Harapan Besar, Tepat Sasaran yang Masih Jadi Tantangan

Tsaniyatus Sa'diah
Saya adalah seorang Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
26 November 2024 14:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tsaniyatus Sa'diah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kartu Indonesia Sehat: https://www.shutterstock.com/id/image-photo/malang-indonesia-january-2023-stack-kartu-2262635773
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kartu Indonesia Sehat: https://www.shutterstock.com/id/image-photo/malang-indonesia-january-2023-stack-kartu-2262635773
ADVERTISEMENT
Kartu Indonesia Sehat (KIS) adalah program jaminan kesehatan yang dirancang khusus oleh pemerintah untuk membantu masyarakat Indonesia yang kurang mampu secara ekonomi. Program ini hadir sebagai wujud nyata perhatian pemerintah agar semua orang, terutama mereka yang berada dalam kondisi sulit, tetap bisa mendapatkan layanan kesehatan yang layak tanpa terbebani biaya.
ADVERTISEMENT
Melalui Kartu Indonesia Sehat, pemerintah menunjukkan komitmennya untuk memenuhi hak dasar rakyat di bidang kesehatan. Mulai dari pemeriksaan, pengobatan, hingga perawatan di fasilitas kesehatan yang bekerja sama, semuanya dirancang agar masyarakat tidak perlu khawatir akan biayanya. Ini adalah bagian dari upaya pemerintah untuk menciptakan keadilan sosial, memastikan tidak ada yang tertinggal, dan membantu mereka yang membutuhkan menjalani hidup dengan lebih sehat dan bermartabat.
Namun, kenyataannya, Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang seharusnya menjadi solusi bagi masyarakat kurang mampu, sering kali tidak tepat sasaran. Banyak kasus di mana individu yang sebenarnya memiliki kemampuan ekonomi justru mendapatkan KIS, sementara mereka yang benar-benar membutuhkan bantuan malah terabaikan, sehingga kesulitan dalam memperoleh akses kesehatan yang seharusnya mereka dapatkan.
ADVERTISEMENT
Salah satu penyebabnya adalah pendataan yang kurang akurat. Data penerima manfaat sering kali sudah tidak relevan atau tidak terupdate, sehingga banyak orang yang seharusnya tidak menerima kartu tersebut malah mendapatkannya. Selain itu, sistem verifikasi yang belum cukup ketat juga memberi ruang bagi orang-orang yang tidak memenuhi kriteria untuk ikut serta dalam program ini. Ditambah lagi, distribusi KIS yang tidak merata membuat beberapa daerah kebanyakan mendapatkan kartu, sementara daerah lain kekurangan.
Kurangnya pengawasan juga menjadi masalah besar. Tanpa pengawasan yang cukup, potensi penyalahgunaan semakin besar, baik oleh penerima yang tidak berhak maupun oleh pihak-pihak lain yang terlibat dalam pengelolaannya. Akibatnya, tujuan utama program ini yaitu memberikan akses kesehatan yang adil bagi masyarakat miskin menjadi sulit tercapai.
ADVERTISEMENT
Dampaknya cukup besar. Anggaran yang seharusnya digunakan untuk membantu orang-orang yang benar-benar membutuhkan malah terserap oleh mereka yang tidak memerlukan. Ini menimbulkan ketidakadilan sosial, karena mereka yang memang miskin dan membutuhkan layanan kesehatan justru merasa terabaikan. Selain itu, ketidaktepatan sasaran ini bisa merusak kepercayaan masyarakat terhadap program pemerintah, karena mereka merasa program ini tidak berpihak kepada rakyat kecil.
Untuk mengatasi masalah ini, perlu ada pembaruan dan perbaikan dalam sistem pendataan dan verifikasi penerima KIS. Proses ini harus lebih akurat dan transparan, dengan melibatkan pemerintah daerah hingga tingkat yang lebih kecil seperti desa. Pengawasan yang lebih ketat juga penting, agar tidak ada penyalahgunaan program ini. Dengan evaluasi dan perbaikan yang berkelanjutan, KIS bisa benar-benar memberikan manfaat bagi mereka yang paling membutuhkan, dan program ini bisa memenuhi tujuan awalnya: memastikan setiap orang mendapatkan akses kesehatan yang layak.
ADVERTISEMENT