Abu Erupsi Freatik Merapi Berasal dari Sisa Letusan Besar 2010

Konten Media Partner
11 Mei 2018 16:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Erupsi Gunung Merapi (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Erupsi Gunung Merapi (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Mumaida menerangkan, erupsi freatik yang terjadi pada gunung Merapi Jumat (11/5) pagi, disebabkan adanya akumulasi gas yang mendobrak keluar material lama letusan besar Merapi tahun 2010.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, erupsi freatik disebabkan karena adanya kontak uap air dan gas. Ketika gas dan uap merilis pelan-pelan menjadi padat, maka gas yang tidak terilisikan akan terakumulasi.
"Dari akumulasi gas itulah yang mendobrak seluruh material yang lama hasil sisa-sisa erupsi tahun 2010," ujarnya saat jumpa pers di Yogyakarta, Jumat (11/5).
Erupsi semacam ini, lanjut Humaida, telah terjadi berulang kali sejak terjadinya letusan besar Gunung Merapi pada tahun 2010. Terhitung, sebanyak tujuh kali dalam kurun waktu 2010-2018.
Ia menerangkan, kondisi terkini gunung merapi terpantau normal. Tidak telihat lagi adanya hembusan kuat dari kawah gunung tersebut.
"Sekarang sepi sekali, tidak ada hembusan kuat yang terlihat dari CCTV puncak Merapi," katanya.
Sedangkan suhu Merapi, kata Humaida, juga telah berangsur normal. Ia menerangkan, saat ini suhu Merapi berada dikisaran 40 derajat celcius.
ADVERTISEMENT
"Terakhir kita cek sudah di bawah 50, sudah normal kembali," ucap Humaida. (Nadhir Attamimi)