Aksi di Titik Nol Kilometer Jogja Tak Berkaitan dengan Pembakaran Bendera PDIP

Konten Media Partner
29 Juni 2020 15:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi unjuk rasa di titik nol kilometer Yogyakarta yang mendukung Pancasila, Senin (29/6/2020). Foto: Ren
zoom-in-whitePerbesar
Aksi unjuk rasa di titik nol kilometer Yogyakarta yang mendukung Pancasila, Senin (29/6/2020). Foto: Ren
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sekelompok masyarakat yang tergabung dalan Front Marhaenis meramaikan lokasi di Titik Nol Kilometer pada Senin (29/6/2020). Mereka menyuarakan dukungan atas Pancasila dengan berorasi.
ADVERTISEMENT
Dalam aksi tersebut mereka terlihat membawa bendera organisasi, spanduk, serta sebuah hiasan berbentuk keranda. Hal tersebut dibawa anggota ormas sebagai bentuk protes mereka atas tuduhan mengenai Presiden RI Pertama sebagai anggota PKI hingga mengecam tindakan yang bisa memporak-porandakan ideologi bangsa yakni Pancasila.
"(Pancasila) Itu sudah clear dan itu sudah menjadi kesepakatan final bangsa dan rakyat Indonesia," kata Fokki, Sekertaris Umum Gerakan Marhaenis DIY.
Oleh karenanya sebagai sekretaris umum Nasional Marhaenis, pihaknya mengatakan bahwa saat ini misi yang terpenting ialah mencegah ideologi yang berseberangan untuk mengganti Pancasila yang sudah disahkan sebagai dasar negara sejak dahulu. menghadapi setiap paham setiap ideologi yang bertentangan.
Ketika ditanyai apakah kegiatan ini berkaitan dengan resposns terhadap pembakaran bendera, pihaknya menyatakan dengan tegas bahwa hal ini sama sekali tidak berkaitan dengan isu pembakaran bendera milik salah satu partai di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Oh nggak, tidak, tidak (terkait) itu menjadi urusannya PDI Perjuangan dan kami di sini lebih concern (fokus) kepada harkat martabat Bung Karno sebagai founding father," ujarnya.
Sementara itu, Adi Lobo yang merupakan salah satu simpatisan sekaligus anggota Ormas Front Marhaenis mengatakan bahwa pihaknya mengecam tindakan yang bisa memancing kisruh antar kelompok. Salah satu yang disorotinya terkait pembakaran bendera salah satu partai.
"Ya saya sangat menyayangkan (pembakaran bendera partai PDIP) karena hal semacam ini memang dibuat sengaja atau tidak sengaja. Bagaimana kalau menjadi simbol-simbol kebanggaan kelompok itu. Lambang-lambang ini kan yang perlu dihargai. Bagaimana kalau merah putih dibakar orang?," katanya.
"Simbol-simbol ini harus diperhatikan. Siapapun dia, simbol siapapun kita hormati. Sampaikan aspirasi dengan baik bukan kemudian melakukan pancingan-pancingan. Kalau mereka yang punya bendera marah, susah lagi," tegasnya.
ADVERTISEMENT