Aktifitas Kegempaan Terus Terjadi di Gunung Merapi

Konten Media Partner
7 Juni 2018 14:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktifitas Kegempaan Terus Terjadi di Gunung Merapi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Aktifitas kegempaan masih terus terjadi di puncak Gunung Merapi sepanjang pagi ini. Meskipun dari penampakan visual terlihat landai, namun Badan Penelitian dan Pengembangan Tehnologi Kegunungapian (BPPTKG) Yogyakarta mencatat terjadi empat kali aktifitas kegempaan. 2 kali gempa guguran, 1 kali gempa hembusan dan gempa tektonik lokal sekali.
ADVERTISEMENT
BPPTKG mencatat ada gempa guguran terjadi dua kali dengan amplitudo 2 milimeter dengan durasi 40-42 detik, gempa hembusan sebanyak 1 kali dengan amplitudo 3 mm dengan durasi 8 detik dan gempa tehtonik lokal sebanyak 1 kali dengan amplitudi 3 mm durasi 62 detik. Masih adanya hembusan inilah yang menyebabkan BPPTKG belum menurunkan status dari Waspada ke Normal.
Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida mengatakan, pihaknya menghimbau agar masyarakat tetap waspada dan selalu mengikuti perkembangan kondisi terkini Merapi. Pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap semua aktifitas Gunung Merapi. Gunung Merapi memang sangat berbeda dengan gunung-gunung api lain yang ada di tanah air. Oleh karena itu, pantauan yang dilakukan juga mencapai berbagai aspek.
"Alat pemantau Gunung Merapi ini terlengkap dibanding dengan gunung api yang lain,"tuturnya.
ADVERTISEMENT
Hanik menyebutkan, Gunung Merapi memiliki banyak sekali sistem pemantauan yang ada, baik di puncak ataupun jauh dari puncak. Bahkan pihaknya memiliki stasiun pemantauan yang cukup jauh di mana jaraknya sekitar 40 kilometer dari puncak gunung. ALat pemantauan tersebut mereka letakkan di Imogiri.
Alat pemantau atau pendeteksi yang paling jauh tersebut gunanya untuk mengontrol ketika terjadi fenomena alam. Melalui alat pantau jarak jauh tersebut, maka akan diketahui apakah ada fenomena sumbernya dari Merapi atau sumber yang lain. Alat pantau jarak jauh tersebut selalu memonitor kondisi Merapi secara luas.
"Kami juga memiliki alat pemantauan seperti Early Detection Mountain (EDM), GPS, stasiun lahar, hingga infrasonik,"tambahnya.
Tak hanya itu, pihaknya juga memiliki 5 pos pemantauan yang ada di sekitar Gunung Merapi. Pos tersebut paling banyak di Indonesia dibanding dengan gunung api-gunung api yang lain. Sehingga diharapkan dengan adanya alat pemantauan yang cukup banyak dapat mengetahui sejak dini tanda-tanda awal ketika akan terjadi letusan. Harapannya akan meminimalisir jumlah korban ketika terjadi letusan. (erl)
ADVERTISEMENT