Antisipasi Vandalisme, Monumen Serangan Umum 1 Maret Pasang CCTV

Konten Media Partner
19 Februari 2019 19:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Relief monumen serangan umum 1 Maret 1949 yang jadi sasaran aksi vandalisme. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Relief monumen serangan umum 1 Maret 1949 yang jadi sasaran aksi vandalisme. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Untuk mengantisipasi aksi vandalisme di Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949 terulang kembali, pihak pengelola akan segera menambah dan memasang kamera CCTV dan lampu penerang disekitar monumen.
ADVERTISEMENT
"Kedepan kita usahakan berikan CCTV untuk memantau itu (aksi vandalisme) termasuk lampu sehingga kelihatan," kata Koordinator Bagian Pemeliharaan/Konservator Museum Beteng Vredeburg, Darsono, Selasa (19/02/2019).
Kejadian yang diketahui terjadi Jumat (15/2/2019) malam tersebut ternyata tidak terpantau oleh petugas jaga malam.
"Saat kejadian satpam yang keliling (tidak menemukan), dan tidak terpantau CCTV (yang ada), sehingga tidak terlihat dari depan," kata dia.
Ia mengungkapkan, aksi vandalisme seperti itu ternyata tidak terjadi saat ini saja. Darsono mengatakan, pihaknya kerap kali dibuat susah oleh para vandalism ini. Namun, aksi kali ini terbilang sangat parah.
"Sebenarnya ini (aksi vansalisme) tidak sekali dua kali aja terjadi itu, tapi yang paling parah ini," ujarnya.
Ia menuturkan, para vandalism tersebut diduga masuk ke pelataran monumen melalui pagar belakang. Sehingga tidak diketahui oleh petugas jaga malam dan juga kamera CCTV yang ada.
ADVERTISEMENT
"Karena mereka ini masuknya tidak dari depan tetapi dari pagar belakang mungkin ada yang lompat dan manjat, sehingga orang-orang itu tidak diketahui satpam," ujarnya.
Darsono menambahkan, pihaknya telah mengamankan barang bukti dari aksi vandalisme tersebut. Sewaktu dibutuhkan untuk barang bukti, pihaknya akan menyerahkan ke pihak berwajib.
"Barang bukti yang diamankam berupa botol ada empat, kita simpan diruangan, dan cat-cat ada yang beberapa belum bersih," ungkapnya. (Nadhir Attamimi/adn)