BKKBN Tanggapi Program Makan Siang dan Susu Gratis untuk Atasi Stunting

Konten Media Partner
8 Maret 2024 19:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo. Foto: M Wulan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo. Foto: M Wulan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Meski belum ada pengumuman resmi dari KPU terkait siapa Presiden terpilih periode 2024-2029, berbagai program untuk tahun depan sudah mulai mencuat dilakukan, termasuk simulasi atau uji coba terhadap program makan siang gratis yang diusung oleh paslon Pilpres nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
ADVERTISEMENT
Simulasi itu dilakukan di berbagai daerah salah satunya sekolah di Tangerang, dimana semua menu dihargai Rp15 ribu per porsi dan diklaim sudah memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayuran, dan buah.
Menanggapi hal itu, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo menduga simulasi yang dilakukan agar adanya evaluasi dan menggali masukan untuk sasaran dari programnya itu.
Kata dia, program makan siang gratis itu dapat lebih mengerucut ke arah sasaran yang tepat.
"Sasaran yang tepat salah satu yang penting adalah untuk meningkatkan kualitas SDM. Jangan sampai hanya untuk mengenyangkan SDM," ujar Kepala BKKBN, dr. Hasto, Kamis (7/3/2024).
Alih-alih menyebut program makan siang dan susu gratis yang menyasar para pelajar itu keliru, Hasto menyarankan agar sasaran program tersebut bisa diperluas tak hanya kalangan pelajar saja, apalagi fokus dari program itu diketahui ingin diarahkan pada pencegahan stunting.
ADVERTISEMENT
Sehingga, kata dr. Hasto, sebaiknya lebih tepat jika ditujukan kepada bayi dengan usia 6 bulan - 2 tahun, juga ke ibu hamil, orang yang hendak menikah, maupun ibu menyusui. Semua golongan subjek ini akan lebih efektif dalam menurunkan angka stunting.
"Dengan yang diberikan ibu hamil maka tidak hanya mengenyangkan ibu hamil tapi anaknya menjadi cerdas. Itu secara umum harapan saya, sasarannya lebih fokus kepada yang memberikan daya ungkit terhadap kualitas SDM, stunting itu ada disitu," ucapnya.
Terkait makan siang yang dipatok sebesar Rp 15 ribu per anak per porsi per hari itu juga diharapkan dalam menunya terdapat unsur protein hewani. Karena seyogyanya, anak yang terkena stunting adalah mereka yang masih kekurangan asupan protein hewani.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk pembagian susu gratis yang juga diusung oleh paslon nomor 2, pihaknya menyambut baik dengan rencana pemerintah yang akan lakukan impor susu. Hanya, kembali lagi arah sasarannya lebih untuk ibu hamil pasalnya program susu gratis ini disebut akan lebih bermanfaat bagi ibu hamil dan anak yang dikandungnya untuk peningkatan kualitas SDM.
Hasto menegaskan pencegahan stunting itu akan berhasil jika pendekatan, metode dan sasaran harus tepat.
"Kayak di Amerika, Australi semua ibu hamil dapat jatah susu, jatah telur dari pemrintah. Itu lebih baik menurut saya diarahkan begitu saja. Jadi yang makan siang tidak hrus makan siang bareng dalam bentuk nasi dus tapi kan bisa makan siang dan membawa pulang susu dan membawa pulang telur," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
(M Wulan)