Cawapres Pendamping Jokowi di Pilpres 2019 Sulit Ditebak

Konten Media Partner
26 April 2018 0:26 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Guru Besar Fisipol Universitas Gadjah Mada, Purwo Santoso mengaku sulit untuk menebak siapa yang bakal menjadi calon presiden (Cawapres) mendampingi Jokowi pada kontes Pilpres 2019. Ia menilai, Jokowi cenderung bersifat pragmatis. Namun, kata Purwo, cawapres Jokowi nantinya akan dapat terlihat ketika siapa yang berada dibelakang atau kendaraan politik yang digunakan Jokowi di Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
"Tapi, jika dia (Jokowi) masih dibelakangnya bu Mega, bu Mega itu preferensinya santri," kata Purwo saat ditemui Kumparan.com/TuguJogja, Rabu (25/4/2018).
Purwo menuturkan, preferensi seorang santri yang tersemat pada Megawati Soekarnoputri, tidak terlepas dari amanat dan ideologi ayahnya yakni Presiden Indonesia pertama, Ir. Sukarno. 
Ia mencontohkan, saat Megawati Soekarnoputri maju bersaing pada Pilpres 2004, dirinya menggandeng Hasyim Muzadi yang notabene masuk dalam kalangan santri. 
"Dulu bu Mega kan nyalon sama pak Hasyim, dan itu semacam amanatnya pak Karno," paparnya.
Kala itu, lanjut Purwo, Sukarno memiliki cara untuk menyatukan Indonesia dalam branding menyatukan antara kelompok Muslim dan kelompok Nasionalis. Maka, terbentuklah ideologi Islam-Nasionalis. Faham tersebutlah yang tertanam dalam diri sang Proklamator dan diturunkan kepada Megawati.
ADVERTISEMENT
"Kaidah dan formula Islam Nasionalis itulah platform ideologis yang digunakan bu Mega," ujar Purwo.
 "Kalau kita asumsikan Jokowi belum lepas dari basis atau mesin politik PDIP, maka kecenderungan (santri) itu ada," tambahnya.
Menurut Purwo, kecenderungan pragmatis yang dimiliki Jokowi itu pula yang membuat Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar atau akrab disapa Cak Imin semakin gencar melakukan langkah agar bisa menjadi calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo di Pemilihan Presiden 2019.
"Kalaulah Cak Imin itu agak semberono, itu juga dengan kalkulasi-kalkulasi semacam itu," paparnya. (Nadhir Attamimi)