Cegah Pertikaian Guru vs Murid, Wawali Dorong Sekolah Ramah Anak

Konten Media Partner
22 Februari 2019 10:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Heroe Purwadi, Wakil Walikota Yogyakarta. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Heroe Purwadi, Wakil Walikota Yogyakarta. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Tindakan tak terpuji yang dilakukan oleh salah seorang siswa SMK N Yogyakarta mengundang reaksi beberapa pihak, termasuk Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi. Heroe menyesalkan tindakan yang dilakukan oleh siswa tersebut. Namun ia juga tidak menyalahkan sepenuhnya kepada siswa atas apa yang dilakukannya tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurut Heroe, agar aksi tersebut tidak terulang kembali maka pihaknya akan mendorong untuk semua sekolah sudah memformat dirinya menjadi sekolah ramah anak. Sekolah ramah anak berarti semua fasilitas dan cara menangani siswa harus mengikuti kaidah tertentu.
"Bagaimana kita harus bersikap terhadap perilaku anak-anak? anak-anak yang bagus, anak-anak yang baik, anak-anak yang Saleh, tetapi juga ada anak yang nakal," tuturnya, Jumat (22/2/2019).
Bagaimana cara menangani anak yang nakal harus dengan cara-cara tertentu agar mereka tidak menjadi lebih parah. Apa persoalan hidup mereka memang juga harus digali. Oleh karena itu ia berharap untuk di kota Yogyakarta mulai membuat standardisasi pelayanan sekolah ramah anak.
Sekolah harus memberikan fasilitas yang ramah anak dan juga harus ada standardisasi tentang bagaimana perlakuan sekolah kepada para siswa. Dalam hal bersikap, berperilaku juga memang harus selalu ada standarisasinya.
ADVERTISEMENT
"Kita juga ingin norma-norma itu juga dipahami diketahui oleh orang tua wali orang tua sehingga orang tua pun di rumah juga menerapkan bagaimana anak-anak,"tambahnya.
Orangtua juga harus bisa mengajarkan bagaimana ketika bersikap kepada orang yang lebih tua dan guru. Sehingga jangan sampai semuanya nanti di dibebankan kepada sekolah. Sebab hal ini menyangkut upaya semua pihak untuk menjaga dan memelihara supaya siswa itu bisa tumbuh berkembang dengan bagus.
Harapannya tingkat kebaikan siswa akan semakin tinggi, sementara siswa yang kurang bagus akan berkurang kekurangbagusnya. Sehingga mereka menjadi orang yang baik yang nakal menjadi anak yang bisa dicontoh. Hal ini yang inilah yang menjadi pekerjaan rumah.
"Pekerjaan rumah sekolah itulah untuk membuat orang itu menjadi lebih baik hanya saja tidak bisa semua dibebankan pada orang tua orang tua juga harus jadi nilai-nilai dan norma-norma yang dikembangkan di sekolah,"tambahnya.
ADVERTISEMENT
Heroe menyarankan ada pertemuan rutin antara orang tua wali dengan sekolah. Namun Heroe mengklaim jika di kota Jogja sebagian besar sekolah sudah ada pertemuan rutin bulanan yang mempertemukan antara guru sekolah dan orang tua. Pertemuan tersebut akan menyelesaikan persoalan yang mungkin muncul dalam sikap perilaku maupun di dalam fasilitas yang perlu disediakan oleh sekolah dan guru. (erl/adn)