Dari Jogja ke Purworejo: Rekam Jejak Raja Keraton Agung Sejagat

Konten Media Partner
15 Januari 2020 4:55 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Totok Santoso Hadiningrat saat memberikan jumpa pers di Purworejo, Minggu (12/1/2020)
zoom-in-whitePerbesar
Totok Santoso Hadiningrat saat memberikan jumpa pers di Purworejo, Minggu (12/1/2020)
ADVERTISEMENT
Nama Totok Santoso Hadiningrat rupanya bukan pertama kalinya menyita perhatian publik. Belakangan ini namanya heboh kembali sebab dirinya mengaku sebagai Raja Keraton Agung Sejagat (KAS) Purworejo. Totok mengklaim memiliki sebuah kerajaan yang terletak di Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah dengan kekuasaan di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Jauh sebelum mengklaim memiliki kerajaan di Purworejo, Totok pernah membuat kontroversi dengan muncul dalam sejumlah kegiatan yang menjanjikan akan memberi bantuan finansial bagi pengikutnya di Jogja.
Kala itu, Totok menjanjikan uang sejumlah USD 100 hingga USD 200 per bulan kepada setiap anggotanya melalui sebuah organisasi Jogja Development Committee (Jogja DEC). Uang tersebut diklaim berasal dari sebuah bank di Swiss yang menyimpan Esa Monetary Fund.
"Kami akan berikan uang pada anggota yang sudah terdaftar sebesar USD 100-200 per bulan dalam bentuk dana kemanusiaan melalui koperasi yang akan kami bentuk,” ujar Totok Santosa Hadiningrat dalam konferensi pers yang dilaksanakan di Ndalem Pujokusuman Keparakan Mergangsan, Yogyakarta pada Jumat (11/3/2016) seperti yang dikutip dari Harian Bernas.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi saat itu juga, ia berkilah bahwa penyerahan uang pada anggota baru bisa dilaksanakan pada tahun 2017 sebab masih dalam tahap perizinan. Hingga akhirnya banyak anggota Jogja DEC memilih mundur lantaran janji pembagian uang tersebut tidak pernah terwujud.
Kekecewaan akan janji palsu dari Totok sempat dingkap oleh salah satu pengikutnya kepada wartawan. Mantan pengikut yang tak menyebutkan namanya menceritakan bahwa mulanya ia sempat menagih berulang kali terkait dana yang akan dicairkan dengan jumlah yang cukup banyak. Hingga menjelang akhir 2017, ia menyerah dan merasa diberi harapan palsu.
“Saya tidak aktif di kegiatan, setiap kegiatan harus keluarkan duit sendiri untuk bayar ini, bayar itu, setoran itu, dan banyak lainnya,” ungkap pengikut tersebut di Sleman pada Minggu (10/12/2017) seperti yang dikutip dari Harian bernas.
ADVERTISEMENT
JOGJA-DEC sendiri membentuk panitia pembangunan wilayah Yogyakarta yang bekerja secara profesional di bidang kemanusiaan untuk membantu tugas-tugas pemerintah. Sementara untuk kegiatannya yang dilangsungkan di-back-up secara finansial oleh ESA Monetary Fund sebagai lembaga keungan tunggal dunia yang berkantor pusat di Swiss yang dijalankan oleh banker Sunda (Bank Kesejahteraan Rakyat Sunda ) yang berkantor di Bandung. Terkait JOGJA-DEC, organisasi tersebut bahkan menggunakan logo PBB, serta mengklaim sumber dananya berasal dari Swiss.
Kini Totok Santoso Hadiningrat kembali membuat kontroversi dengan meminta dirinya dipanggil Sinuhun, lalu istrinya yang harus dipanggil dengan sebutan Kanjeng Ratu. Dari kerajaannya, mereka berhasil menghimpun pengikut 400 orang lebih.
Setelah diusut, rupanya pengikut itu bukan berasal dari desa sekitar, melainkan banyak berasal dari Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Hartono warga Sayegan, Sleman, yang merupakan salah satu pengikut kerajaan yang disebut dengan istilah ‘pungawa kerajaan’ menyebutkan bahwa Kerajaan Agung Sejagat memang nyata. Kerajaan tersebut muncul sebagai pelunasan janji 500 tahun runtuhnya kerajaan Majapahit tahun 1518. Kemunculan Kerajaan Agung Sejagat itu rupanya untuk menyambut kehadiran Sri Maharatu (Maharaja) Jawa kembali ke tanah Jawa.
Saat dikonfirmasi juga keterkaitan antara Totok dengan Jogja-DEC dulu, Hartono membenarkan bahwa Totok sempat terlibat. Akan tetapi, menurutnya, Totok sudah lama tidak berkecimpung di Jogja-DEC.
“Sekarang diketuai orang Bandung, Pak Totok sudah lama tidak di Jogja DEC. Tapi benar dulu pernah,” ujarnya pada Selasa (14/01/2020).
Kini, Polda Jawa Tengah telah menangkap pimpinan Keraton Agung Sejagat (KAS) Totok Santosa (42) dan permaisurinya Fanni Aminadia (41). Keduanya diamankan berikut barang bukti berupa berkas atau surat-surat palsu untuk merekrut anggota Keraton yang dicetak sendiri oleh Totok. (lvt)
ADVERTISEMENT