Gelar URECOL ke-11, UNISA Tekankan Pentingnya Riset untuk Indonesia Maju
ADVERTISEMENT
Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) menggelar University Research Colloquium (URECOL) ke-11, Sabtu (22/2/2020). Forum ilmiah yang ditelurkan oleh perguruan tinggi Muhammadiyah-'Aisyiyah ini mengambil tema 'Kontribusi Riset dan Pengabdian Masyarakat Menuju Indonesia Berkemajuan'.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya, Rektor Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta, Warsiti, menyampaikan bahwa forum ilmiah ini bertujuan untuk memberikan wadah bagi para dosen maupun mahasiswa untuk mempresentasikan penelitiannya. Ia menyampaikan bahwa ada 482 peserta yang mengikuti URECOL ini.
"Di luar ini mungkin sudah ada banyak forum ilmiah lain yang dibuat oleh perguruan tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah. Tetapi, forum ilmiah salah satu upaya selesaikan masalah Bangsa," ujar Warsiti, Sabtu (22/2/2020).
Ilmu saja tak ada artinya jika tidak berguna jika tak bermanfaat bagi masyarakat. Untuk itu, ilmu tersebut perlu diterapkan. Salah satunya adalah lewat penelitian.
Penelitian menjadi salah satu aspek dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh para mahasiswa maupun dosen ini harapannya tak hanya setelah dipresentasikan, lalu selesai. Namun, para peneliti dituntut untuk mengembangkannya yang kelak bertujuan untuk Indonesia yang maju.
ADVERTISEMENT
"Apa yang sudah kita pelajari, kita teliti, harus kita terapkan. Kita amalkan kita persemahkan untuk bangun Negara. Ini adalah bagian kecil untuk kontribusi untuk bersama-sama membangun negara," kata Agus Ulin Nuha, Ketua Konsorsium Nasional.
2 narasumber dihadirkan dalam URECOL ke-11 yaitu Widodo Muktiyo, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik dan Muhammad Nur, Guru Besar Universitas Diponegoro. Dalam pemaparan materi, disampaikan bahwa komunikasi memiliki peran penting untuk pendidikan berbasis riset dan pengabdian.
"Indonesia sesungguhnya sudah maju, tetapi belum PD (percaya diri). Saya rasa ini saatnya penelti Muhammadiyah-'Aisyiyah untuk PD. mu aja ga cukup, mesti harus nggaya, PD (lewat penelitian)," ujar Widodo Muktiyo, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik.