Hampir 2 Minggu Air Tidak Mengalir di 3 Dusun Kepuharjo, Cangkringan

Konten Media Partner
14 Juli 2020 20:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kekeringan. Foto: Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kekeringan. Foto: Kumparan
ADVERTISEMENT
Sejumlah warga di wilayah Kepuharjo, Cangkringan, Sleman mengalami krisis air parah sejak seminggu terakhir. Permasalahan ini bahkan sudah menjadi momok bertahun-tahun kala musim kemarau melanda. Warga pun tak bisa berbuat banyak karena permasalahan ini. Ketika mata air mengering, air tak mengalir, mereka mengalami krisis.
ADVERTISEMENT
"Njehh (iya) bener ditempat saya hampir satu minggu, air ndak mengalir, sedangkan saya deket jalur tambang sangat berdebu sekali," ungkap salah satu warga Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, yang enggan disebutkan namanya, Selasa (14/7/2020).
"Kene yo meh rong minggunan mati banyune seko kulon (di sini hampir dua mingguan airnya dari barat mati)," kata warga Kepuharjo lainnya.
Masih di desa yang sama namun berbeda dusun, warga juga mengeluhkan kesulitan air. "Banyu ngisor, nduwur mati (air dari atas dan bawah mati)" katanya.
Kesehariannya, mereka mengandalkan mata air dari Plunyon yakni salah satu lokasi mata air yang tepatnya berada di atas Kalikuning. Karena dilanda kesulitan air seperti ini mau tak mau mereka hanya mengandalkan sisa-sisa air tampungan.
ADVERTISEMENT
"Di tahun-tahun sebelumnya juga sering (kesulitan air), kadang harus beli air tangki," papar warga.
Beruntung jika ada warga yang memiliki penampungan air, mereka masih bisa memakai yang tersisa di situ. Namun lain halnya jika tak punya tampungan. Mau tak mau mereka terpaksa meminta sedikit air daru tetangganya.
"(Warga pakai air) bak penampungan pribadi, kalau yang punya. Kalau tidak punya ya minta ke tetengganya yang masih punya. Dari bak penampungan yang untuk dusun sudah tidak ada airnya. Kalau dari sumber ndak mengalir," papar warga itu.
Jika air penampungan habis mereka pun harus berusaha ekstra. Saat ditanya bagaimana warga bertahan jika air habis, dia menyebutkan bahwamau tak mau, suka tidak suka memang harus merogoh kocek yang tak sedikit untuk membeli satu tangki air yang bisa di dapat di daerah lainnya yang maaih memilikikelimpahan air.
ADVERTISEMENT
"(Kalau habis dari tampungan) harus beli lewat tangki ke daeah lain. Biasanya 110-120 ribu bisa untuk 1 minggu," ceritanya.
Kini tak banyak hal yang bisa mereka lakukan kecuali berharap ada upaya dari pemerintah supaya mereka terbebas dari kesulitan air.
"Semoga cepat terkondisi airnya cepat mengalir dan akan berkoordinasi dengan pengurus dan warga-warga yang lainya," pungkasnya