Harga Telur Terus Melambung, BKPP Tandaskan Stok Telur di Yogyakarta Aman

Konten Media Partner
15 Mei 2018 9:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Harga Telur Terus Melambung, BKPP Tandaskan Stok Telur di Yogyakarta Aman
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Harga telur di pasar-pasar tradisional terus merangkak naik memasuki bulan Ramadhan kali ini. Di beberapa pasar tradisional seperti di Pasar Argosari, Wonosari Gunungkidul, harga telur sudah menembus angka Rp 28.000 perkilogramnya. Sejumlah pedagang mengaku pasokan telur sedikit berkurang karena mulai diberlakukannya program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
ADVERTISEMENT
Salah seorang pedagang di pasar Argosari, Lili mengakui dalam dua pekan terakhir harga telur terus menunjukkan peningkatan. Rata-rata dalam sepekan kenaikan telur sudah mencapai Rp 2.000 hingga Rp 3.000 perkilonya. Untuk harga grosir, saat ini ia melepas telur di harga Rp 26.000 dan eceran bisa mencapai Rp 27.000 hingga Rp 28.000 perkilonya.
Lili mengaku kenaikan tersebut diakibatkan para pedagang sedikit mengalami kesulitan untuk mendapatkan pasokan. Karena telur dari peternak lokal sudah dipesan untuk program BPNT yang mulai diberlakukan akhir April yang lalu. Karena pasokan sedikit berkurang, maka harga telur perlahan-lahan mengalami kenaikan.
Seorang peternak asal Logandeng, Joko mengakui jika telur dari kandangnya memang banyak dipesan oleh agen BPNT yang lokasinya lebih dekat dibanding dengan pasar Argosari. Ia terpaksa memilih memasok telur ke agen penyalur BPNT karena lebih dekat dan sudah lama saling mengenal sehingga untuk memasok ke pasar baru akan dilakukan ketika pasokan berlebih.
ADVERTISEMENT
"Sekarang telur cepat habis,"tuturnya, Selasa (15/5).
Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) DIY, Arofa Noor Indriani membantah kenaikan harga telur yang terjadi belakangan ini karena adanya program BPNT. Karena menurutnya, pihaknya sudah menghitung secara cermat kebutuhan telur untuk BPNT tidak akan mengganggu stabilitas pasokan telur di wilayah ini.
Arofa menandaskan, pasokan telur di DIY sangat mencukupi sebab hasil panenan telur dari peternak lokal secara keseluruhan di atas tingkat konsumsi telur harian warga DIY. Ia menyebut, stok telur masih aman karena berdasarkan keterangan dari paguyuban peternak ayam petelur, produksi telur di DIY mencapai 3.000 ton pertahunnya.
"Tingkat Konsumsi telur di DIY rata-rata hanya 7,7 kilogram perjumlah penduduk,"terangnya. (erl)
ADVERTISEMENT