Industri Pariwisata Menganggap Penyebaran Corona Sangat Mengkhawatirkan

Konten Media Partner
9 April 2020 15:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tugu Jogja. Foto: dok. Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Tugu Jogja. Foto: dok. Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Insan pariwisata di DIY menganggap merebaknya virus corona di dunia dan Indonesia sudah mencapai titik yang sangat mengkhawatirkan. Sehingga diperlukan kesadaran dari semua pihak untuk bersama-sama saling membantu dan mencegah penyebarannya.
ADVERTISEMENT
Ketua Asosiasi Tour and Travel Indonesia (Asita) DIY, Udi Sudhiyanto menuturkan, penyebaran virus ini menjadikan kekhawatiran wisatawan untuk melakukan perjalanan. Karena sudah tentu wisatawan ingin mendapatkan jaminan keamanan. Dengan alasan keamanan dan keselamatan banyak wisatawan menunda ataupun membatalkan kunjungannya.
"Tingkat kekhawatiran tersebut tentu berpengaruh terhadap wisatawan ke Yogyakarta," ujarnya, Kamis (8/4/2020).
Menurutnya, tidak hanya dari negara atau wilayah yang pendemi, akan tetapi dari daerah atau negara yang tidak pendemi. Sehingga hal ini mempengaruhi juga traffic kunjungan wisatawan ke Indonesia dan tentu juga ke DIY.
Pada awal hingga akhir bukan Februari 2020, sudah muncul kekhawatiran akan booking yang sudah ada karena merebaknya wabah ini. Booking tamu untuk bulan Maret mulai mengalami pembatalan ketika presiden jokowi mengumumkan adanya warga negara yang positif.
ADVERTISEMENT
"Sehingga pembatalan pada saat itu diperkirakan sekitar 15 – 20 persen," ungkapnya.
Pada pertengahan bulan Maret 2020, pembatalan dan rescheduling sudah mencapai 50- 70 persen. Dan akhirnya pembatalan sampai sekarang sudah mencapai 100%. Pembatalan kunjungan wisatawan periode saat ini sampai pada titik terendah.
"Artinya bahwa kami pada periode minggu sudah tidak memiliki tamu sama sekali," keluhnya.
Dan untuk bulan April 2020, sudah mengalami pembatalan wisatawan khususnya dari negara negara yang pendemi seperti Perancis, Jerman, Spanyol, Malaysia, Tiongkok. Pembatalan tersebut tidak hanya untuk mereka yang bergerak dibidang tour inbound dan domistik, tetapi juga mereka yang bergerak di tour outbond seperti tour ke Eropa dan umrah.
Anggota ASITA DIY sudah banyak yang menerapkan karyawannya bekerja dari rumah untuk keamanan dan efisiensi mulai pertengahan bulan Maret 2020. Kita belum tau sampai kapan untuk merumahkan karyawannya.
ADVERTISEMENT
Kost Ekslusif Buka paket Karantina
Situasi pandemi COVID-19 yang mendera berbagai sektor ekonomi membuat pengusaha harus memutar otak agar mampu bertahan. Jaringan Kost Eklusif D'Paragon misalnya, mereka berusaha memberikan solusi persoalan bagi pemudik atau warga dari luar kota yang kesulitan mencari tempat karantina.
CEO D'Paragon, Muhammad Syarif Hidayat menyatakan, pihaknya menyiapkan tempat tinggal bagi konsumen yang terpaksa harus mudik dan membutuhkan tempat karantina.Bagi pemudik yang harus pulang kampung juga bisa melakukan isolasi diri selama 14 hari di Dparagon karena ditunjang fasilitas sesuai Protokol Antisipasi Covid 19.
"Hal itu juga bisa dimanfaatkan bagi keluarga yang ingin bertemu setelah berpergian dari luar kota," terangnya.
Untuk memastikan tamu sehat, D'Paragon akan melakukan sterilisasi setiap tamu melalui mekanisme screening Quisioner Sehat DParagon. Quisioner Sehat wajib diisi setiap konsumen yang datang. Dalam Quisioner Sehat tersebut D'Paragon mencatat data data tiap tamu atau konsumen mulai dari aspek Potensi Tertular di Luar Rumah, Potensi Tertular di Dalam Rumah, hingga Data mengenai Daya Tahan Tubuh atau Imunitas.
ADVERTISEMENT
"Kita beri kuisioner yang wajib diisi tamu. Jika hasil kuisioner resiko tinggi, kita refund, Kita tetap mengedapankan upaya preventif dengan kelengkapan sterilisasi yang sudah dan masih dilakukan hingga saat ini," ujar Dayat.