Jokowi Beri Bantuan 85 Ton Jagung untuk Peternak di Gunungkidul

Konten Media Partner
23 September 2021 18:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bantuan jagung yang diberikan Jokowi untuk peternak ayam petelur di Gunungkidul. Foto: istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Bantuan jagung yang diberikan Jokowi untuk peternak ayam petelur di Gunungkidul. Foto: istimewa.
ADVERTISEMENT
Bantuan jagung dari Presiden Joko Widodo untuk para peternak ayam petelur di Gunungkidul tiba. 85 ton jagung telah sampai di Kantor Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul, Kamis (23/9/2021) pagi.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 300 peternak ayam petelur di Gunungkidul akan mendapatkan bantuan jagung seberat 85 ton dari Presiden Joko Widodo menyusul keterpurukan peternak akibat melambungnya harga pakan belakangan ini.
Ketua Paguyuban Unggas Subandi mengaku berterima kasih kepada pemerintah yang telah memahami keterpurukan mereka. Karena selama harga pakan melambung dan di sisi lain harga telur sangat rendah, banyak peternak yang merugi dan bahkan gulung tikar.
"Banyak dari kami yang mengosongkan kandangnya. Dengan bantuan ini kami berharap peternak bisa mengisi kandangnya kembali," ujar dia, Kamis (22/9/2021).
85 ton biji jagung tersebut tiba di Gunungkidul hari ini, Kamis (23/9/2021). Dengan menggunakan 4 armada truk, jagung tersebut langsung dibagikan kepada para peternak melalui perwakilan Pengurus Paguyuban Unggas Handayani.
ADVERTISEMENT
Hanya saja, setelah melihat kondisi jagung yang dibagikan ternyata tingkat kadar airnya masih tinggi. Jagung yang dibagikan belum sepenuhnya kering sehingga kalaupun disimpan dalam kurun waktu 2 minggu, maka dikhawatirkan akan ditumbuhi jamur.
"Ya nanti langsung dibagikan. Harapannya langsung dikasihkan ke ayam. Harus cepat habis kalau tidak ingin jamuran," ujar dia.
Subandi menambahkan, jagung-jagung tersebut akan segera dibagikan kepada seluruh peternak anggota Paguyuban Unggas Gunungkidul. Semua jatah tersebut akan dibagi rata kepada para peternak.
Karena kondisi jagung yang belum sepenuhnya kering dan tidak bisa disimpan dalam waktu lama, maka jagung-jagung tersebut harus sudah habis sebelum 2 minggu. Padahal kini jumlah peternak sudah menyusut drastis.
"Ya gimana. Itu harus cepat habis, kalau tidak jamuran nanti," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Subandi mengatakan, harga pakan memang sudah tidak realistis lagi. Salah satunya adalah jagung yang naik dari Rp 4.000 perkilogram menjadi Rp 6.500 perkilogram. Harga tersebut tentu sangat memberatkan para peternak.
Sebenarnya para peternak hanya menginginkan harga jagung wajar, bukan terlalu murah namun juga tidak terlalu mahal. Karena mereka memahami apa yang juga dialami oleh petani yang juga berharap agar mereka juga tidak merugi.
"Kami juga tidak mau merugikan petani, tetapi semuanya bisa jalan. Petani tidak dirugikan peternak juga tidak keberatan. Kami berharap pemerintah bisa menjadi penengah dan agar ada solusi antara peternak dan petani," paparnya.
Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Suseno Budi Sulistyanto mengatakan bantuan jagung tersebut merupakan solusi instan dari pemerintah untuk mengatasi persoalan mahalnya harga pakan yang melambung tinggi.
ADVERTISEMENT
"Harapannya ya peternakan ayam petelur bisa menggeliat lagi," ujarnya.