Kandungan Abu Merapi Diprediksi Akan Mengarah ke Letusan Magmatik

Letusan freatik yang terjadi pada Rabu dinihari sedikit berbeda dengan letusan-letusan sebelumnya. Sebab pada letusan kali ini, Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegununungapian (BPPTKG) mencatat terjadinya gempa vulkanik seiring adanya letusan tersebut.

Meskipun interval letusan freatik lebih panjang, namun karena aktivitas kegempaan tektonik cukup banyak maka hal tersebut menunjukkan adanya tekanan yang cukup besar di dalam. Gempa tektonik sendiri terjadi karena adanya pecahan batu-batu yang jatuh akibat tekanan yang besar dari Gunung Merapi.

Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santosa mengatakan pihaknya masih mempelajari kemungkinan terjadinya letusan magmatik. Namun ia menyebutkan kemungkinan mengarah ke erupsi magmatik memang ada. Apalagi material abu yang terbawa sudah menunjukkan ke arah letusan magmatik.

"Material abunya itu gelas atau mengandung kaca,"ujarnya, Rabu (23/5).

Pihaknya masih meneliti lebih jauh kandungan abu tersebut namun jika kasat mata memang mengandung kaca. Kandungan abu tersebut selama ini bisa menjadi petunjuk untuk memprediksi apa yang bakal terjadi pada fase selanjutnya.

Menurutnya, letusan freatik ini memberi dampak lebih kecil terhadap morfologi puncak Merapi ketimbang letusan 2013 yang lalu. Kendati demikian, ia tetap mengimbau kepada warga untuk tetap waspada. (erl)