Kapolda Jateng Pantau Penangangan Kebakaran di Hutan Gunung Sumbing

Konten Media Partner
24 September 2019 6:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolda Jateng Irjen Rycko Amelza Dahniel memantau pos penangangan kebakaran hutan dan lahan Gunung Sumbing, di Temanggung, Senin (23/9/2019). Foto: ari.
zoom-in-whitePerbesar
Kapolda Jateng Irjen Rycko Amelza Dahniel memantau pos penangangan kebakaran hutan dan lahan Gunung Sumbing, di Temanggung, Senin (23/9/2019). Foto: ari.
ADVERTISEMENT
Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel turun langsung ke lapangan memantau penanganan kebakaran hutan dan lahan di lereng Gunung Sumbing di wilayah Kabupaten Temanggung. Kedatangannya ingin memastikan secara langsung bagaimana kondisi di lapangan.
ADVERTISEMENT
Dalam kunjungannya, jenderal polisi bintang dua itu bertemu sejumlah relawan yang terlibat langsung penanganan kebakaran hutan dan lahan di lereng Gunung Sumbing di Posko Banaran, Kecamatan Tembarak, Kabupaten Temanggung. Dari lokasi inilah petugas melakukan pemantauan titik api dan kepulan asap di lahan Perhutani yang terbakar.
Tampak hadir pula Pelaksana Tugas Sekda Kabupaten Temanggung Hary Agung Prabowo, Kapolres Temanggung AKBP Wiyono Eko Prasetyo, Dandim 0706/Temanggung Letkol Inf A.Y. David Alam, Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Temanggung Gito Walngadi, dan Administratur KPH Kedu Utara Damanhuri.
"Kedatangan ke sini, saya ingin bertemu kawan-kawan yang berjuang memadamkan api di Gunung Sumbing yang terbakar dalam dua hari terakhir. Dengan begini bisa mengetahui secara langsung yang terjadi di lapangan,"ujarnya, Senin (23/9/2019).
ADVERTISEMENT
Dikatakan Rycko dengan terjun langsung ke lapangan dia bisa tahu bagaimana kondisi para relawan yang berjuang memadamkan api tersebut. Selain itu bisa mengukur kesulitan yang harus dihadapi para petugas di lapangan.
"Saya juga ingin mendengar langsung masalah kesulitan, baik kesulitan yang berkaitan dengan masalah teknis, koordinasi. Sekaligus perataltan-peralatan yang diperlukan maupun kesulitan lain saat melakukan tugas di atas lereng Sumbing ini,"katanya.
Pihaknya pun sudah mengidentivikasi kesulitan para relawan dan sudah dibagi tugas untuk memenuhi kebutuhan mereka supaya dibantu oleh kawan-kawan di tingkat kabupaten, yakni kapolres, dandim, bupati, kepala BPBD, dan lainnya supaya bisa menyelesaikan dalam waktu dua hari.
"Kebutuhan yang diperlukan para relawan, seperti sepatu lars, kemudian alat-alat untuk membuat skatan bakar, membuka jalur yang memerlukan alat pemotong. Itu beberapa kesulitan yang segera akan kita penuhi supaya kawan-kawan yang bertugas didukung dengan peralatan yang cukup sehingga bisa berbuat lebih banyak dan lebih baik lagi,"katanya.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, kesulitan yang dialami relawan susah mencapai titik api, kesulitan medan di ketinggian 2.400 meter di atas permukaan laut dengan posisi api di bawah jurang. Hal itu membuat komunikasi juga tidak lancar, sehingga memerlukan tambahan peralatan. (ari/adn)