Kata Wagub Jateng soal Siswi yang Diintimidasi karena Tak Berhijab

Konten Media Partner
14 Januari 2020 8:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Gubernur Jaws Tengah, Taj Yasin Maimoen. Foto: ari.
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Gubernur Jaws Tengah, Taj Yasin Maimoen. Foto: ari.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin angkat bicara soal kasus ZDA, siswi SMA 1 Gemolong, Kabupaten Sragen yang di-bully lantaran menjadi satu-satunya siswi yang tak mengenakan jilbab di sekolahnya. Kejadian itu menjadi viral lantaran korban merasa diteror melalui WA oleh pengurus rohis di sekolahnya sehingga merasa tidak nyaman.
ADVERTISEMENT
"Soal yang di Sragen sudah ditangani, tapi kita tidak boleh menjustis itu kesalahan pihak sekolah semata, sebab sekolah punya aturan yang harus ditaati. Akan tetapi saya nggak cocok kalau seperti itu (bullying), sebab sekolah itu nawacitanya untuk memperbaiki akhlak," ujarnya dalam kunjungannya di Temanggung, Senin (13/1) petang.
Ditanya apakah memang ada aturan di sekolah di Jawa Tengah terutama sekolah negeri yang mewajibkan kepada siswinya memakai jilbab, Taj Yasin dengan tegas menampiknya. Persoalan itu lebih pada seragam saja tapi tidak ada yang mewajibkan.
Ilustrasi anak perempuan mengenakan hijab Foto: Shutterstock
"Kemarin sudah di-assesment pihak sekolahnya. Tapi nggak-nggak semua sekolah begitu (pakai jilbab) tidak ada kalau sekolah mewajibkan pakai jilbab. Tidak ada, tidak ada, semua itu hanya seragam tidak ada yang mewajibkan," katanya.
ADVERTISEMENT
Tak sampai di situ, Gubernur Ganjar Pranowo pun berkomentar melalui akun Facebooknya pada Kamis (9/1), di mana dia meminta semua pihak saling menghormati. Dia meminta agar jangan ada bullying tidak boleh ada pemaksaan atau teror.
"Banyak yang tanya kepada saya soal teror WA ke siswi tak berjilbab di SMA 1 Gemolong Sragen. Dinas P&K (Pendidikan dan Kebudayaan) Provinsi (Jawa Tengah) besok pagi akan klarifikasi ke sekolah. Mari kita hormati dan saling belajar dengan baik, tidak memaksa apalagi meneror. Saya akan ajak bicara siswa, guru dan ortu (orang tua)," tulis Ganjar melalui akun Facebook pribadinya. (ari)