Kelompok Cerebral Palsy Harap Tak Ada Stigma Negatif pada Penyandang Disabilitas

Konten Media Partner
7 Mei 2023 15:50 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para penyandang Cerebral Palsy saat sambangi kantor DPRD DIY, Minggu (7/5/2023). Foto: Maria Wulan/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Para penyandang Cerebral Palsy saat sambangi kantor DPRD DIY, Minggu (7/5/2023). Foto: Maria Wulan/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Stigma negatif dari masyarakat masih santer menimpa penyandang disabilitas yang kerap kali dianggap tidak mampu bekerja dan sulit diterima belajar di sekolah hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, stigma serta ketidaktahuan terkait dengan disabilitas menjadi faktor yang dapat memperlambat pemenuhan hak penyandang disabilitas. Selain itu, peluang difabel untuk menjadikan dirinya berdaya dan mandiri pun terhambat.
Melihat kondisi itu, sebagai komunitas orangtua, keluarga, serta seluruh pihak yang peduli pada Cerebral Palsy, Wahana Keluarga Cerebral Palsy (WKCP) mengkampanyekan kepedulian terhadap hak-hak penyandang disabilitas. Mulai dari menyampaikan pesan tentang disabilitas di Malioboro hingga diakhiri audiensi yang meminta agar Perda tentang disabilitas direalisasikan dengan baik.
Ketua Penyelenggara Kampanye Cerebral Palsy, Ahmad Zhafir Hernadi mengatakan selama ini inklusivitas terhadap disabilitas masih belum terwujud. Ia menyebut banyak pihak yang saat ini hanya sekadar menunjukkan kewajiban semata namun tidak merealisasikan dengan baik di perjalanannya.
ADVERTISEMENT
"Misalnya sekolah hanya sekadar memenuhi kewajiban saja menerima siswa disabilitas. Begitu pula dengan perusahaan yang memilih membayar denda daripada mempekerjakan orang dengan disabilitas, ini yang masih terjadi saat ini di masyarakat," kata Ketua Penyelenggara Kampanye Cerebral Palsy, Ahmad Zhafir Hernadi, Minggu (7/5/2023).
Di sisi lain, Zhafir ingin masyarakat menghilangkan stigma negatif itu. Pasalnya disabilitas Cerebral Palsy juga mampu berkarya seperti masyarakat pada umumnya.
Hal ini telah dibuktikan oleh para disabilitas yang kini terus bergerak menunjukkan capaian positif dalam hidup mereka, seperti melalui WKCP Youth, banyak para penyandang Cerebral Palsy yang kini berkarya, lulus pendidikan S1, S2, bahkan sampai menjadi dosen serta pengajar.
Dalam audiensi tersebut, Zhafir mengungkap ada 3 topik utama yang menjadi fokus perbincangan nya bersama Wakil Ketua DPRD DIY, yakni berkaitan dengan pendidikan, kesehatan dan dunia kerja untuk para penyandang disabilitas.
ADVERTISEMENT
"Teman-teman Cerebral Palsy juga bisa mandiri, berprestasi dan menginspirasi. Kami berharap stigma miring masyarakat pudar, melihat dari sudut pandang yang positif. Ini mengapa kemudian kami juga ke DPRD DIY, berharap agar Peraturan Daerah bisa dijalankan dengan lebih baik," ungkapnya.
Wakil Ketua DPRD DIY Huda Tri Yudiana saat berbincang dengan salah satu penyandang disabilitas, Minggu (7/5/2023). Foto: Maria Wulan/Tugu Jogja
Dalam kesempatan ini, Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana menyambut baik kedatangan ratusan para penyandang disabilitas itu.
Huda mengatakan menghilangkan stigma negatif di kalangan masyarakat terhadap para disabilitas memang masih menjadi PR bersama Pemerintah untuk sama-sama memenuhi hak pemenuhan disabilitas.
Ia menyebut apa yang dialami disabilitas adalah sebuah takdir dan nyatanya mereka berusaha untuk bertahan dan mampu menunjukan prestasi di kondisi keterbatasan nya itu.
"Saya kira itu yang menjadi PR kita bersama untuk kita edukasi bersama ke masyarakat tidak ada kesalahan apapun dari rekan-rekan ini, dari rekan-rekan penyandang disabilitas. Mereka mendapatkan ini semua karena takdir dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Tapi setelah mereka menerima takdir ini mereka kemudian berjuang, mereka fight, mereka bertahan kemudian sukses seperti yang lainnya," kata Huda.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Huda juga menegaskan bahwa penyandang disabilitas juga memiliki hak untuk mendapatkan standar pendidikan, kesehatan dan lapangan pekerjaan yang tersedia tanpa adanya diskriminasi.
"Kita sudah punya perda tentang disabilitas segala macam yang menurut saya harus direalisasikan lebih baik dalam berupa kegiatan kegiatan fasilitasi afirmasi terhadap teman-teman ini," pungkasnya. *