Kenaikan Harga Bawang Merah Picu Inflasi 0,46 Persen di Yogyakarta

Konten Media Partner
3 Januari 2020 20:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bawang merah. Foto: Kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bawang merah. Foto: Kumparan.
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) DIY menyebut pada bulan Desember 2019, di Kota Yogyakarta terjadi inflasi 0,46 persen, atau terjadi kenaikan indeks Harga Konsumen (IHK) dari 134,84 pada November 2019 menjadi 135,46 pada Desember 2019. Tingkat inflasi tahun kalender dan dari tahun ke tahun (Desember 2019 terhadap Desember 2018) sebesar 2,77 persen.
ADVERTISEMENT
"Inflasi terjadi karena naiknya harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan naik 1,10 persen. Kelompok makanan jadi minuman, rokok & tembakau naik 0,39 persen," ungkap Kepala BPS DIY, JB Priyanto, Jumat (3/1/2020).
Menurutnya, melompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar naik 0,11 persen; kelompok kesehatan naik 0,47 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan naik 0,78 persen. Sedangkan kelompok sandang turun 0,18 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga turun 0,02 persen.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada bulan Desember 2019 memberikan andil mendorong terjadinya inflasi di antaranya bawang merah naik 24,20 persen dengan memberikan andil 0,10 persen; telur ayam ras naik 13,22 persen dengan memberikan andil sebesar 0,08 persen; angkutan udara naik 4,89 persen dengan memberikan andil sebesar 0,07 persen.
ADVERTISEMENT
Tarif kereta api naik 12,50 persen dengan memberikan andil sebesar 0,05 persen; beras naik 0,70 persen dengan memberikan andil sebesar 0,03 persen; dokter spesialis (naik 5,55 persen), rokok kretek (naik 2,64 persen), rokok kretek filter (naik 1,37 persen), tomat sayur (naik 22,98 persen) dan bawang putih (naik 3,69 persen) dengan memberikan andil masing-masing sebesar 0,02 persen.
Sepeda motor (naik 0,75 persen), minyak goreng (naik 1,70 persen), jeruk (naik 2,14 persen), rokok putih (3,27 persen), genteng (naik 2,89 persen), pepaya (naik 2,94 persen), pasir (naik 0,92 persen), daging kambing (naik 1,06 persen), semangka (naik 4,94 persen), teh manis (naik 1,12 persen), kacang panjang (naik 4,82 persen), rampela hati ayam (naik 8,52 persen) dan semen (naik 0,92 persen) dengan memberikan andil masing-masing 0,01 persen.
ADVERTISEMENT
"Tidak semua komoditas alami kenaikan harga. Karena yang turun menahan laju inflasi," paparnya.
Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menahan laju inflasi di antaranya daging ayam ras turun 2,22 persen dengan memberikan andil sebesar -0,02 persen. Cabai merah (turun 6,28 persen), cabai rawit (turun 5,71 persen), salak (turun 11,03 persen), emas perhiasan (turun 0,99 persen), apel (turun 2,63 persen), tempe (turun 1,57 persen) dan bayam (turun 3,25 persen) yang mana masing-masing memberikan andil sebesar -0,01 persen.