Kendaraan Listrik di Bandara Jadi Upaya Dukung Pengembangan EBT

Konten Media Partner
10 Agustus 2023 18:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mobil listrik yang dipakai di lingkungan bandara. Foto: Maria Wulan/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Mobil listrik yang dipakai di lingkungan bandara. Foto: Maria Wulan/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah saat ini berupaya untuk menciptakan ekosistem kendaraan listrik. Ini menjadi salah satu cara untuk menjaga kelestarian lingkungan.
ADVERTISEMENT
Bersamaaan dengan peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas), kendaraan listrik yang diberi nama Gadjahmada Airport Transporter Electric atau GATe itu secara resmi telah diluncurkan sehingga publik bisa membeli kendaraan alternatif yang tentunya ramah lingkungan.
Ketua pengembang GATe, Muh Arif Wibisono mengatakan kendaraan listrik GATe yang mereka kembangkan itu sudah masuk katalog elektronik atau e-katalog nasional. Kendaraan listrik yang dirancang khusus untuk mengangkut penumpang di area bandara itu dibuat dengan motor listrik sebagai tenaga penggeraknya. Kendaraan ini memiliki kapasitas angkut untuk 6 penumpang dengan kecepatan maksimal 25 Km/jam.
"Kendaraan ini berbasis listrik dengan energi yang tersimpan pada baterai, dengan motor penggerak sebesar 4 KW. Kemampuan jelajah GATe sekitar 50 km dan bisa diperpanjang dengan spesifikasi baterai yang lebih tinggi," kata Ketua pengembang GATe, Muh Arif Wibisono, Kamis (10/8/2023).
ADVERTISEMENT
Sebelum diluncurkan, Arif menyebut pada tahun 2020 produk ini telah digunakan di Terminal 3 Bandara Soekarana Hatta sebanyak 3 unit dan Bandara Yogyakarta International Airport sebanyak 1 unit. Selain itu juga telah diujicobakan di kawasan kampus UGM dan taman wisata Candi Borobudur.
Arif menjelaskan saat ini GATe hadir dengan tiga varian antara lain kendaraan dengan atap yang bisa mengangkut enam penumpang, lalu model kedua kendaraan tanpa atap dengan kapasitas empat penumpang. Dan yang terakhir, kendaraan dengan atap dengan kapasitas empat penumpang.
Menurutnya, ketiga model kendaraan listrik GATe ini disambut baik oleh pasar. Bahkan saat ini sudah masuk sejumlah permintaan dari industri yang berada di Sulawesi, Solo, serta Jakarta.
"Targetnya dalam setahun bisa memproduksi 100 unit GATe. Sementara saat ini sudah ada 7 unit produk yang selesai dibuat," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Terkait harga yang akan dipasarkan nantinya, Arif menyebut satu unit GATe dengan kapasitas enam penumpang akan berkisar Rp200 juta, sedangka dengan kapasitas empat penumpang di angka Rp180 juta.
Rektor UGM, Ova Emilia menambahkan adanya pengembangan GATe menjadi bagian dari komitmen UGM dalam menjalankan kegiatan tridharma yang telah menjadi amanah bagi institusi pendidikan.
Kehadiran kendaraan ini juga sebagai bukti nyata UGM dalam mendukung pengembangan energi baru terbarukan berwawasan lingkungan. Dimana kehadiran GATe diiyakini dapat mendukung pencapaian tujuan pembangun berkelanjutaan (SDGs) khususnya dalam mewujudkan energi bersih dan terjangkau melalui penggunaan energi listrik.
"GATe ini adalah produk inovasi yang ramah lingkungan yang menjadi bukti UGM berkomitmen melakukan penelitian yang dibutuhkan oleh masyarakat. Kami akan terus mendukung pengembangan kendaraan ini,” kata Rektor UGM, Ova Emilia.
ADVERTISEMENT
Sementara Direktur Fasilitas Riset dan Rehabilitasi Pendidikan LPDP, Wisnu Sardjono Soenarso mengatakan, dalam pengembangan GATe, LPDP turut memberikan pendanaan riset periode 2019-2023 sebesar Rp11 miliar.
Ia melihat ada peluang positif dari kehadiran GATe itu, apalagi saat ini kendaraan listrik besutan peneliti UGM itu telah masuk kedalam e-katalog, sehingga dapat semakin mempermudah konsumen yang ingin melakukan pemesanan dan pembelian produk tersebut.
"Dengan masuk di e-katalog harapannya bisa mempermudah pemerintah maupun dunia usaha melakukan pembelian," pungkasnya. (Maria Wulan)