Keraton Agung Sejagat Jadi Pemantik Munculnya Kerajaan Baru di Jawa

Konten Media Partner
17 Januari 2020 12:19 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kirab Keraton Agung Sejagat. Foto: twitter/@PasienKabur
zoom-in-whitePerbesar
Kirab Keraton Agung Sejagat. Foto: twitter/@PasienKabur
ADVERTISEMENT
Belakangan ini, publik sedang dihebohkan dengan pemberitaan terkait munculnya Keraton Agung Sejagat. Keraton-keraton serupa yang dulunya sempat runtuh, kini kembali naik lagi ke permukaan.
ADVERTISEMENT
Kerajaan yang diketahui sedang 'muncul' itu di antaranya Keraton Jipang dan Keraton Pajang. Sebelumnya, Keraton Pajang runtuh pada abad ke-16. Kali ini didirikan kembali di Desa Makamhaji, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo. Selain Keraton Djipang yang kembali muncul di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora.
Suradi sendiri merupakan orang yang mendirikan Kasultanan Karaton Pajang yang berlokasi di sebelah petilasan kerajaan Pajang. Ia menobatkan diri sebagai Sultan Prabu Hadiwijaya Khalifatullah IV. Suradi memberi pengakuan bahwa alasan pendirian itu merupakan mandat dari Kanjeng Sultan Suryo Alam yang merupakan raja Kasultanan Dhimak yang berlokasi di Kabupaten Demak.
"Pertama 2009 saya dilantik menjadi Adipati dulu, lalu 2010 saya daftarkan kerajaan ini sebagai Yayasan Kasultanan Karaton Pajang. Setelah berhasil mengelola keraton dengan pesat, 2015 saya naik menjadi sultan. 2019 kemarin diberi gelar Sultan Prabu Hadiwijaya Khalifatullah IV," kata Suradi, Kamis (16/1).
ADVERTISEMENT
Sementara itu Keraton Djipang terletak di Desa Jipang, Kecamatan Cepu. Keraton ini dilaporkan sudah ada sejak 2014 lalu. Untuk menunjukkan keraton ini, pengurus keraton pernah melakukan kirab budaya pada 2016. Saat itu, kegiatan juga didukung oleh Pemerintah Kabupaten Blora. 
PRA Barik Barliyan Surowiyoto menjadi orang yang memimpin keraton ini. Dia menegaskan, keratonnya sangat berbeda dengan Keraton Agung Sejagat yang belakangan geger di masyarakat. Ia sendiri mengaku kerajaan Jipang tidak pernah mengklaim wilayah maupun membuat pemerintahan baru.
"Berdirinya kembali Keraton Jipang bukan untuk membuat sistem pemerintahan baru atau merugikan masyarakat seperti KAS di Purworejo. Kami juga mempunyai legalitas dan sudah terdaftar di Forum Keraton Nusantara yang dipimpin oleh Sultan Cirebon," ungkap Barik, Kamis 16 Januari 2020.
ADVERTISEMENT
Ia mengaku bahwa sebetulnya alasan adanya keraton ini hanya untuk memelihara dan melestarikan kebudayaan peninggalan leluhur. Salah satunya dilakukan dengan memelihara kearifan lokal yang sudah ada sebelumnya di Cepu.
"Fungsi kami mengingatkan pada masyarakat dan Pemkab Blora bahwa kita punya aset budaya dan sejarah yang harus dilestarikan dan dimiliki," ujarnya.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, berkomentar terkait hadirnya keraton-keraton baru di wilayah Jawa Tengah. Seperti Djipang contohnya, Ganjar menilai bahwa ada perbedaan dengan Keraton Agung Sejagat.
"Itu beda dengan yang di Purworejo (Keraton Agung Sejagat). Kalau di Purworejo itu kan ngeri, kalau ndak dukung disumpahin tidak selamat, dikutuk dan sebagainya. Kalau yang di Blora ini tidak ada ancaman seperti itu," kata Ganjar, Kamis (16/1/2020).
ADVERTISEMENT
Namun untuk menyikapi ini, pihaknya mengimbau agar masyarakat tidak lagi sembarangan mendirikan kerajaan atau keraton. Ia menyarankan jika memang ada yang masih ingin mendirikan keraton untuk melapor ke Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
"Barang siapa mau mendirikan kerajaan atau ada kerajaan masa lalu, lapor ke kami. Tolong kami diajak bicara agar kami mengerti dan tidak menimbulkan kegaduhan," ujarnya.