Ketua PP Muhammadiyah : Tes Baca Al-Quran Untuk Capres Tak Subtantif

Konten Media Partner
6 Januari 2019 17:37 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Pimpinan Pusat Muhammadiyah turut menolak adanya usulan tes baca Al-Quran untuk para calon presiden yang bertarung dalam Pemilu 2019 merupakan hal yang tak relevan. "Enggak subtantif adanya tes baca Al-Quran untuk capres itu," ujar Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Yunahar Ilyas, Sabtu (5/1/2018). Sebelumnya, polemik tantangan tes baca Al-Quran disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Ikatan Dai Aceh, Tgk Marsyuddin Ishak di Banda Aceh, Sabtu, 29 Desember 2018. Usulan itu muncul untuk mengakhiri polemik keislaman capres dan cawapres yang berlaga di Pemilu 2019. Namun Yunahar yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus PP Muhammadiyah itu menilai usulan tes baca Al-Quran itu tidak perlu. "Kalau mau ada tes baca Al-Quran itu ya seharusnya sejak awal dibuat  kriterianya, sejak awal pencalonan presiden-wakil presiden, bukan sekarang," ujar pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu. Yunahar menuturkan, usulan tes baca Al-Quran itu sendiri tak perlu ditanggapi hingga menimbulkan polemik. Sebab ia menilai munculnya usulan itu di tahun politik ini diduga karena ada muatan politik di baliknya. "Munculnya tes baca Al-Quran itu kalau dikaitkan dengan tahun politik ini ya karena tim sukses salah satu pasangan capres-cawapres mengira pasangan lain tak bisa baca Al-Quran," ujarnya. Dengan demikian, ujar Yunahar adanya kompetisi baca Al-Quran ini justru akan membuat suasana  demokrasi dalam menyongsong Pemilu Presiden 2019 menjadi tidak sehat lagi. "Tak perlu ditanggapi usulan tes baca Al-Quran itu, nanti (polemik) ini akan hilang dengan sendirinya," ujarnya. (atx/fra)
ADVERTISEMENT