Khawatir DPD dikuasai parpol, Muhammadyah Usung Afnan Lagi

Konten Media Partner
10 Juni 2018 22:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Muhammadiyah untuk ketiga kalinya secara beruntun mengusung lagi Afnan Hadikusumo maju kembali sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI daerah pemilihan DIY pada Pemilu 2019 mendatang.Muhammadiyah untuk ketiga kalinya secara beruntun mengusung lagi Afnan Hadikusumo maju kembali sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI daerah pemilihan DIY pada Pemilu 2019 mendatang.
ADVERTISEMENT
Keputusan mengusung Afnan itu turut dilatarbelakangi oleh keputusan Mahkamah Konstitusi (MK), yang memungkinkan anggota Partai Politik (Parpol) menjadi anggota DPD RI.
" Keputusan saya agar maju kembali di periode ketiga sebagai DPD RI daerah pemilihan DIY bukan keinginan pribadi, melainkan mandat dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY, mengusung calon di luar partai politik," ujar Afnan dalam diskusi media Sabtu petang di Resto Cangkir Bintaran Yogya 9 Juni 2018.
Afnan menuturkan wajar Muhammadyah khawatir dengan keputusan MK yang membolehkan kader partai politik bisa maju sebagai anggota DPD.
Ia menilai, DPD RI sejatinya merupakan lembaga perwakilan daerah, yang diisi oleh orang-orang non Parpol. Jika sudah diisi dengan orang parpol, maka diprediksi DPD RI bakal kehilangan ruh yang sesungguhnya
ADVERTISEMENT
Cucu salah satu pahlawan nasional Ki Bagus Hadikusumo tersebut, saat ini tengah berjuang bersama belasan bakal calon lainnya, untuk melewati verifikasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) DIY, sebelum nantinya ditetapkan sebagai calon DPD RI dapil DIY.
"Sebenarnya tidak ingin maju lagi. Sudah dua periode. Tapi, ternyata hasil musyawarah PWM memilih saya untuk dicalonkan lagi jadi wakil DIY di DPD RI. Sebagai kader Muhammadiyah, ya saya harus bersedia mengemban amanat," katanya.
Untuk Dapil DIY sendiri, sampai sejauh ini diketahui kalau beberapa Parpol akan mencalonkan kadernya untuk persaingan merebut kursi DPD RI.
Namun, dari kalangan non Parpol, Afnan pun tidak sendiri, karena masih terdapat nama Gus Hilmi yang diusung Nahdlathul Ulama (NU) dan GKR Hemas.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Ketua Pelaksana Tim Pemenangan Afnan Hadikusumo, Saleh Chan, menjelaskan bahwa Afnan terpilih setelah melalui proses demokrasi ala Muhammadiyah.
Proses tersebut, lanjutnya, melibatkan seluruh pimpinan Muhammadiyah di DIY, termasuk dari struktur yang paling bawah.
"Sebab, di Muhammadiyah tidak ada yang namanya calon mencalonkan diri. Adanya dicalonkan. Siapa yang mencalonkan? Ya mulai pimpinan Muhammadiyah dari struktur terbawah. Nah, setelah disaring dari sekian banyak, nama Afnan lah yang muncul," ujarnya.
Saleh pun meyakini, dewasa ini Muhammadiyah masih perlu terlibat langsung dalam kontestasi politik, dengan mengusung calon DPD RI.
Imbuhnya, dalam perspektif organisasi yang telah berdiri sejak 1912 silam tersebut, bangsa ini masih perlu ditata.
"Hasil kajian menyatakan, kalau Muhammadiyah masih perlu ambil bagian. Terlebih, sejak dimulainya proses berbangsa, sejak zaman kemerdekaan, sampai dengan sekarang. Muhammadiyah selalu terlibat langsung dan berandil besar," katanya. (atx)
ADVERTISEMENT