Koperasi Didorong untuk Bertransformasi dan Gaet Anak Muda

Konten Media Partner
26 April 2022 9:30 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bisnis koperasi. Foto: Tugu Jogja.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bisnis koperasi. Foto: Tugu Jogja.
ADVERTISEMENT
Di tengah perkembangan arus digitalisasi hingga generasi, koperasi sekarang dituntut untuk bertransfomasi dan menyesuaikan diri. Hal ini mengingat sebagian masih koperasi dianggap kuno hingga tidak tampaknya aktivitas.
ADVERTISEMENT
Dosen FEB UGM Amirullah Setya Hardi memaparkan dari sekitar 1.940 unit koperasi di DIY, sekitar 1.700-an unit dilaporkan aktif dan, 180an sisanya pasif, tidak ada aktivitas. Karenanya rebranding hingga transformasi ke arah digital menjadi dorongan agar koperasi berkembang.
"Yang kita lihat fundamental, koperasi itu jalan cuma ketika branding agar naik kelas butuh effort yang lebih. Sekarang membranding tidak seperti dulu bahwa koperasi sebagai soko guru perekonomian iya tapi bagaimana koperasi memberikan real action manfaat itu harus," kata Amirullah, dalam talkshow yang dipandu oleh Martha Sasongko, pada Selasa (26/4/2022).
Dalam hal ini, rupanya Kepala Dinas Koperasi dan UMKM DIY ternyata telah memiliki gagasan akan membawa koperasi ke araha arah tersebut. Dikatakan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM DIY, Sri Nurkyatsiwi bahwasanya ke depan koperasi diharapkan memberi manfaat secara luas.
ADVERTISEMENT
"Karena kita ada permasalahan di koperasi maka kita dorong terus koperasi tidak hanya sekedar ini lembaganya koperasi tapi bagaimana koperasi juga memberikan manfaat luar biasa terutama bagi anggotanya juga oleh masyarakat, tapi utamanya anggotanya," paparnya.
Dengan melihat hal itu, Siwi menandaskqn bahwa perlu adanya transformasi, pemanfaatan digital bahkan juga hingga menggaet kaum muda agar koperasi semakin berkembang di banyak kalangan masyarakat. Rupanya transformasi ke arah digital bahkan dampaknya telah mulai terasa pada pelaku koperasi.
KSPPS BMT Bangun Rakyat Sejahtera, Wawan Dikasno bahwa di masa pandemi ini dia menyebut pelaku koperasi sepertinya terbantu. Misalnya saja ketika merwka dituntut untuk pengaplikasian cashless dalam satu upaya pencegahan transmisi virus Covid-19, mereka tidak lagi kaget.
ADVERTISEMENT
"Meski kita sudah beradaptasi kesiapan dunia casless kita punya mini atm meski terbatas, transaksi online kita siapkan sehingga ketika kemarin ada pandemi nggak begitu kaget amat," katanya.
Akan tetapi ketika kendala terkait kemajuan teknologi, ada permasalahan lainnya yang muncul yakni keterlibatan anak muda. Sejauh pengalamannya termasuk saat menggandeng salah satu institusi pendidikan dalam kerjasama, ketika ditanya pada mereka tentang pemahaman koperasi rupanya banyak didapati segelintir saja yang paham pahkan punya keinginan untuk bergabung.
"Saya sepakat anak muda sekarang nggak paham koperasi. Satu contoh kalau ada yang kita tanya tahunya mereka bank. Itu tantangan ketika masuk di dunia milenial," katanya.
Diskusi soal koperasi bersama Dinas Koperasi dan UKM DIY beserta pihak terkait. Foto: Birgita/Tugu Jogja

Pelibatan Kaum Muda ke Dalam Koperasi

Anggota DPRD DIY, Muhammad Syafii berujar bahwa keterlibatan kaum muda dan mengajak mereka berperan serta dalam koperasi menjadi poin penting di masa kini di samping penyesuaian dengan arus digitalisasi. Apalagi hal ini mengingat kedekatan kaum muda dengan digital seolah menjadi daya tambah tersendiri.
ADVERTISEMENT
"Kami sangat mendukung program sosialisasi koperasi. Saya mendapat insight baru anak muda menjadi bagian yang harus kita edukasi sebelum kehilangan momentum. Sosialisasi spesifik anak muda apalagi dengan jargo digitalisasi. Saya kira bagi mereka sangat menarik. Artinya tantangan dinas sekarang kontennya harus ada pendekatan yang lebih menarik dengan media beragam. Kami dorong terus apa yang bisa meningkatan," katanya.
Lebih lanjut, Syafii mengatakan bahwa konten menarik dan gaya penyampaian khas anak muda bisa menjadi upaya yang patut dicoba.
"Kata kunci ialah sosialisasi penyampaian lebih menarik. Konten sosialisasi perlu transformasi. Untuk membuat sesuatu menarik sangat penting diberi pemahanan koperasi dengan inovasi dan kreativitas dalam penyampaian koperasi," katanya.
Amirullah pun menyetujui momentum anak muda yang harus segera disikapi dengan gerak cepat itu. Justru menurutnya dia berharap agar koperasi ini malah bisa semakin berkembang bukan cuma sebatas kelembagaan namun juga SDM di dalamnya yang mengikuti perkembangan terlebih kaum muda memiliki poin plus kedekatan dengan digitalisasi dan juga fleksibilitas. Karenanya, butuh daya pemantik agar anak muda ini memiliki keingin tahuan bahkan ketertarikan bergabung dalam koperasi.
ADVERTISEMENT
"Tidak ada pilihan lain kecuali bergerak secara serius jangan sampai koperasi hanya secara kelembagaan. Sekarang kepada anak muda kita ciptakan kosakatanya sendiri apa yang bisa kembangkan dengan bahasa baru. Bukan perubahan konten tapi bagaimana kota menterjemahkan konten ke yang lebih praktical itu," tandasnya.
Bahkan dalam hal ini, agar koperasi semakin berkembang, dia menjelaskan bahwa perlu adanya beberapa pokok wajib yang hisa dipraktekkan. Diantaranya pemahaman peran koperasi yang secara lebih membumi.
"Saya kira yang pertama itu pemahaman peran koperasi dan menjalankan bisnis, kemudian jangan sampai malpraktek itu yang menjadikan masyarakat ragu nanti, bekerja secara profesional, di level anak muda perlu pendekatan yang logic," ungkap Amir.
Merangkum dari hal itu, Siwi mengatakan bahwa transfomasi ini menjadi PR bersama berbagai pihak. Dimana ia mengakataknnbahwa kolaborasi dan komitmen orang-orang di dalamnya diperlukan jika ingin membangun koperasi yang maju dan juga terus memiliki inovasi.
ADVERTISEMENT
"Tujuan, visi, misi koperasi harus kita dorong. Kita butuh komitmen semua pihak. Menurut kami inovasi kreativitas tidak boleh berhenti, bagaimana mendekatkan memahamkan pentingnya berkoperasi dengan bahasa mereka kaum muda," pungkasnya.