Lahan Pertanian Terendam, Petani di Kulon Progo Gagal Panen

Konten Media Partner
6 November 2020 8:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hujan deras. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hujan deras. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Para petani di Kapanewonan Temon, Kabupaten Kulon Progo mengaku rugi miliaran rupiah akibat lahan yang mereka garap terendam banjir. Hujan deras yang melanda kawasan Kapanewonan Temon tanggal 28 Oktober lalu telah merendam lahan pertanian di kawasan tersebut.
ADVERTISEMENT
Akibat banjir tersebut para petani melon dan cabai mengaku rugi besar. Pasalnya tanaman melon dan cabai siap panen terendam dan tak bisa mereka jual. Para petani mengaku jika banjir tersebut diakibatkan karena proyek pembangunan jalur kereta api Bandara yang melewati lahan mereka.
Perwakilan petani Bayu Puspo Putro Pangaribawa mengatakan, hujan yang terjadi pada 28 Oktober lalu telah merendam sekitar 16 hektar lahan pertanian di Desa Glagah dan Kalidengan. Genangan air tersebut telah menyebabkan tanaman menjadi mati dan gagal panen.
"Sebelumnya tidak pernah seperti ini," ujar Bayu, Kamis (5/11/2020) ketika dihubungi.
Petani, kata Bayu sudah berusaha menyelamatkan tanaman dengan memasang mesin diesel. Namun, air tidak bisa hilang dan tanaman mati terendam. Padahal tanaman melon yang ada usianya sudah hampir panen. Dalam banjir tersebut tidak ada yang bisa diselamatkan, tanaman mati dan buahnya busuk.
ADVERTISEMENT
Para petani menuding terendamnya lahan pertanian ini, ditengarai dampak dari proyek pembangunan jalur kereta bandara. Proyek tersebut menyebabkan saluran pembuangan air menjadi tersendat. Akibatnya ketika terjadi luapan air di sungai menggenangi lahan pertanian.
"Sebelum banjir kami sudah ingatkan agar gorong-gorong dibangun, tetapi pelaksana hanya sub kontraktor. Mereka tidak berani," tambahnya.
“Kami sudah bertemu pelaksana proyek, tetapi tidak ada solusi," ujarnya.
Petani sempat bertemu dengan para pelaksana proyek untuk menyelesaikan masalah. Namun begitu muncul besaran kerugian yang ditanggung petani sekitar Rp6,5 miliar, rekanan seperti takut menyelesaikan.
Terpisah, Bupati Kulonprogo Sutedjo mengaku, Sutedjo berjanji akan membantu warga karena salah satu tugasnya melindungi masyarakat. Sedangkan proyek pembangunan jalan juga harus jalan karena merupakan proyek nasional. Pihaknya sudah ada yang berkoordinasi dengan PT Calista KSO dan mereka akan bertanggungjawab.
ADVERTISEMENT
"Hanya seperti apa nanti besaran ganti rugi yang akan diberikan belum ditentukan,"ungkapnya.