Mahasiswa Asal Yogyakarta Ciptakan Aplikasi OkeSayur

Konten Media Partner
8 Maret 2019 18:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mahasiswa UGM menunjukkan aplikasi OkeSayur lewat smartphone di Yogyakarta, Jumat (8/3/2019). Foto: erl.
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa UGM menunjukkan aplikasi OkeSayur lewat smartphone di Yogyakarta, Jumat (8/3/2019). Foto: erl.
ADVERTISEMENT
Sebuah inovasi ditelurkan oleh anak bangsa di Yogyakarta. Berawal dari keresahan semakin ditinggalkannya pasar tradisional, beberapa mahasiswa Universitas Gajah Mada menciptakan sebuah aplokasi berbelanja sayur, OkeSayur.
ADVERTISEMENT
Melalui aplikasi OkeSayur, kini belanja sayur dan kebutuhan dapur, tidak harus harus datang ke pasar, tetapi bisa dilakukan secara online. Hal ini tentu akan semakin memudahkan masyarakat yang ingin membeli sayuran tanpa harus repot pergi ke pasar.
Co-Founder OkeSayur, Nindi Kusuma Ningrum, menjelaskan ide awal membangun aplikasi OkeSayur berawal dari keprihatinannya terhadap eksistensi pasar tradisional yang semakin melemah karena perubahan gaya hidup modern, terutama karena kehadiran toko-toko modern. Sehingga kebiasaan berbelanja turun bergeser ke pasar-pasar modern
"Aplikasi ini dikembangkan sebagai upaya pelestarian pasar lokal. OkeSayur hadir bukan hanya untuk membantu masyarakat dalam berbelanja sayur dan kebutuhan dapur. Namun, juga turut menjaga kelestarian pasar-pasar tradisional,” jelasnya, Jumat (8/3/2019)
Untuk mendukung aplikasi ini, pihaknya sudah menggandeng supplier yang berasal dari para pedagang sayur yang tersebar di beberapa pasar tradisional. Dua pasar tradisional sengaja disasar sebagai pilot project yaitu pasar Kranggan dan Pasar Klaten
ADVERTISEMENT
Untuk saat ini, baru menggandeng sekitar 10 mitra pedagang di pasar tradisional. Di dalam aplikasi ini sudah ada sekitar 150 produk yang terdiri dari sayur, buah, seafood, daging, bumbu dapur, dan produk organik. Sehingga total ada 64 macam sayuran, 39 buah, 40-an jenis seafood.
"Ada juga 20-an jenis Iauk pauk, serta beberapa produk organik," terang mahasiswi jurusan Teknologi Informasi Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik (DTETI FT) UGM ini.
Aplikasi yang dibuat pada September tahun 2017 silam ini awalnya baru menjangkau konsumen di daerah Klaten, Jawa Tengah. Namun saat ini layanan telah meluas di Yogyakarta, Sleman, Bantul, serta Kulon Progo. Saat ini, sudah ada 1000 orang yang mengunduh aplikasi di Playstore dengan 700 pengguna aktif.
ADVERTISEMENT
"Akses transaksi rata-rata per hari kini sekitar 5 order dengan mininal order 10 ribu rupiah dan maksimal 200-300 ribu rupiah dengan pedagang pasar yang bermitra. Bisa pesan H-1 dan H-3 dengan biaya ongkos tergantung letak rumah," imbuhnya. (erl/adn)