Memajukan dan Mempromosikan UMKM Yogyakarta

Konten Media Partner
7 Desember 2019 18:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY, Untung Nugroho, saat memegang produk UMKM yang ada di Yogyakarta International Airport (YIA), Sabtu (7/12/2019). Foto: adn.
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY, Untung Nugroho, saat memegang produk UMKM yang ada di Yogyakarta International Airport (YIA), Sabtu (7/12/2019). Foto: adn.
ADVERTISEMENT
Usaha Mikro Kecil Menengah atau UMKM adalah usaha ekonomi yang dimiliki perorangan maupun badan usaha sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Undang-undang No. 20 tahun 2008. Selain itu UMKM juga dianggap sebagai solusi untuk mengurangi pengangguran di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Di era teknologi yang semakin maju banyak sekali alternatif era financial technology yang bisa dimanfaatkan seseorang untuk memulai bisnis UMKM.
"Namun pinjaman berbasis online atau pinjol belakangan ini banyak dikeluhkan oleh masyarakat karena namanya pinjaman, begitu jatuh tempo tidak bisa membayar 'kan langsung ditagih yang kalau menagih itu dengan nada memaksa, sehingga kalau itu digunakan sebagai solusi UMKM rasanya tidak pas," Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) D.I. Yogyakarta, Untung Nugroho, Sabtu (7/12/2019).
Galeri UMKM yang ada di Yogyakarta International Airport (YIA), Sabtu (7/12/2019). Foto: adn
Karena itulah pihaknya masih memikirkan konsep financial technology tetapi dengan model bisnis yang berbeda, yang bisa dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM D.I. Yogyakarta, Srie Nurkyatsiwi mengatakan bahwa sudah banyak UMKM yang tumbuh dan berkembang di Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
"UMKM yang masuk galeri UMKM (di Bandara Baru Yogyakarta) ini adalah UMKM yang khusus. Secara khusus dalam arti produknya memiliki kualitas premium, lalu legalitas juga sudah ada. Kalau kuliner ada IUMK dan PIRTnya," kata Siwi, Sabtu (7/12/2019).
Selain itu, lanjut Siwi, Pemerintah Daerah (Pemda) DIY sudah memberikan fasilitas dalam rangka untuk promosi dan pemasaran dari produk-produk UMKM binaan Pemda DIY.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM D.I. Yogyakarta, Srie Nurkyatsiwi, saat berkunjung ke Galeri UMKM yang ada di Yogyakarta International Airport (YIA), Sabtu (7/12/2019). Foto: adn
"Tidak hanya tingkat provinsi saja, tetapi seluruh kabupaten kota. Semua dikoordinasi oleh Dinas Kabupaten Kota yang nantinya akan berkoordinasi lagi dengan Dinas UMKM yang ada di DIY," lanjutnya.
Tidak hanya memberikan fasilitas juga, Pemda juga melakukan evaluasi terhadap produk-produk UMKM. Evaluasi itu nantinya akan menentukan apakah produk itu makin diminati atau malah belum diminati.
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau produknya ternyata belum jalan, mungkin ada sesuatu apa yang membuat produk ini belum bisa diminati. Nanti kita lakukan pembinaan sesuai dengan karakter dari permasalahan para pelaku UMKM," kata Siwi.
Siwi mengatakan bahwa ada 50 UMKM yang masih berstatus sementara, belum permanen. UMKM yang berstatus permanen baru mulai beroperasional pada bulan April 2020.
"Kita masih berproses dengan pihak Angkasa Pura dan Angkasa Pura Retail. Kemudian desainnya masih kita benahi nantinya akan mengarah ke keunikan khusus tentang Yogyakarta. Targetnya mungkin sekitar 300 atau bisa lebih karena kita akan sesuaikan dengan bentuk desainnya," ucapnya.
Ia mengatakan bahwa produk UMKM yang terpajang di YIA juga akan dievaluasi secara berkala. Hal ini untuk menjaga kualitas dari produk-produk yang ada di YIA. Ia pun sempat menyinggung soal slogan 'Cintai Produk UMKM'.
ADVERTISEMENT
"Kalau orang bilang cinta tak harus memiliki. Tapi kalau (pada) UMKM, kalau cinta ya harus memiliki dong," paparnya. (Ayu)