Menjelang Ramadhan, Harga Telur di Yogyakarta Terus Melambung

Konten Media Partner
6 Mei 2018 19:15 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menjelang bulan puasa Ramadhan, harga telur ayam ras di Yogyakarta terus menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Hampir setiap hari, harga telur mengalami kenaikan Rp 500-1.000 per kilogram. Kini, harga telur di tingkat konsumen mencapai level Rp 26.000 per kilogram. Sementara di tingkat peternak sudah menyentuh Rp 24.000 per kilogram.
ADVERTISEMENT
Sastro, salah seorang pedagang di Pasar Argosari, Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta mengungkapkan, untuk partai besar alias grosir, saat ini ia menjual telur sekitar Rp 24.500 hingga Rp 25.000 per kilogram. Dan kemungkinan oleh pedagang pengecer akan dijual sekitar Rp 26.000 per kilogram. Hal tersebut sama dengan harga eceran yang ia lakukan yaitu dengan menjual seharga Rp 26.000 per kilogram.
Sastro mengungkapkan, harga telur menunjukkan kenaikan sudah terjadi sejak awal bulan ini. Tingginya permintaan terutama akibat program pemerintah Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) telah diberlakukan, harga telur terus mengalami kenaikan. Sebab, pasokan telur di pasaran kian berkurang karena peternak lebih banyak memenuhi permintaan para agen penyalur BPNT.
"Dari pemerintah mewajibkan warga miskin beli telur dari program BPNT. Nah telurnya sekarang menjadi susah," ujar Sastro kepada kumparan.com/tugujogja di Pasar Argosari, Minggu (6/5/2018).
ADVERTISEMENT
Ia khawatir, harga telur akan terus mengalami kenaikan mendekati bulan Ramadhan dan lebaran. Sebab, sudah dapat dipastikan bahwa setiap bulan Ramadhan dan lebaran permintaan telur terus mengalami peningkatan. Karena pasokannya kian berkurang, maka harga telur seperti biasanya mengalami kenaikan.
Joko, peternak asal Logandeng Desa Playen mengatakan saat ini harga telur dari kandangnya sudah mencapai Rp 23.700 hingga Rp 24.000 perkilonya. Di tingkat pedagang, biasanya sudah mencapai Rp 25.000 hingga Rp 26.000 per kilogram. Ia mengaku kenaikan harga telur tersebut terjadi sejak pemerintah memberlakukan program BPNT di wilayah mereka. "Panenan telur jumlahnya tetap sama, tetapi jumlah permintaan mengalami kenaikan," katanya.
Harmini, pengecer asal Patuk mengaku menjual telur seharga Rp 25.000 per kilogram, sebab harga telur dari peternak sudah mencapai Rp 24.000 per kilogram. Ia memperkirakan, harga telur akan terus mengalami kenaikan saat Ramadhan dan lebaran sebab permintaannya kian meningkat. Biasanya, masyarakat meminta telur untuk membuat snack buka puasa atau takjil di masjid-masjid. "Kalau tidak telur ya daging ayam biasanya harganya langsung naik drastis," tuturnya. (erl)
ADVERTISEMENT