NU Tak Arahkan Warganya Pilih Caleg Tertentu

Konten Media Partner
9 Maret 2019 15:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua Pengurus Wilayah NU (PWNU) DIY, Fahmi Akbar Idtis. Foto: erl.
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua Pengurus Wilayah NU (PWNU) DIY, Fahmi Akbar Idtis. Foto: erl.
ADVERTISEMENT
Banyaknya warga Nahdlatul Ulama (NU) yang maju menjadi Calon Anggota Legislatif (Caleg), Calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) tak membuat organisasi massa ini terbelah. Sebab, secara organisasi resmi pengurus NU tidak akan mengarahkan anggotanya mendukung ke salah satu pasangan.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Pengurus Wilayah NU (PWNU) DIY, Fahmi Akbar Idris, mengakui memang ada tokoh NU yang maju dalam Pemilu 2019 nanti. Kendati demikian, secara formal NU pasti tidak akan mengalirkan ke dalam satu calon tertentu. Tetapi dipersilakan warga untuk tetap sesuai dengan bidang masing-masing.
"Ketika keputusan organisasi ya kita tawarkan untuk organisasi. Kita persilahkan kepada warga NU untuk memilih sesuai dengan keyakinannya,"ujarnya, Sabtu (9/3/2019).
Menurutnya, semua kader NU tentu akan membawa dampak positif ketika nanti mereka terpilih. Selain diharapkan mampu mendorong perubahan positif bagi warga NU, diharapkan juga nanti ketika sudah terpilih mampu membawa aspirasi warga Nahdliyin.
Oleh karena itu, ia meminta kepada seluruh warga Nahdliyin agar menyaring betul apa yang dibaca dan didengar termasuk terkait dengan calon-calon yang maju dari kader NU. Ia berharap kepada warga NU agar ketika mendapat berita apa saja tidak langsung di send langsung atau diforward langsung tanpa dilihat ataupun dibaca.
ADVERTISEMENT
"Kementerian komunikasi sudah menyediakan alat untuk klarifikasi dan konfirmasi. Gunakan saluran-saluran yang sudah ada sebelumnya. Kalau orang Jawa bilang ojo kesusu, jangan emosi," tegasnya.
Menurutnya, warga NU janganlah kemudian selalu ingin menjadi orang yang menyebar pertama kali. Baginya emosi itu harus dijaga karena apa berita-berita apapun yang didapatkan sangat perlu dipertanyakan validitasnya. (erl/adn)