Operasi Katarak Gratis Masih Diburu Warga Jogja

Konten Media Partner
13 November 2022 18:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah warga yang mengikuti operasi katarak gratis. Foto: erfnto/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah warga yang mengikuti operasi katarak gratis. Foto: erfnto/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jumlah penderita katarak di DIY dari tahun ke tahun dinilai mengalami peningkatan. Hanya saja kemampuan rumah sakit dalam melaksanakan operasi penyakit yang disebabkan penebalan selaput mata ini juga mengalami keterbatasan.
ADVERTISEMENT
Ketua Persatuan Dokter Mata (Perdami) DIY, Dr M Bayu Sasongko menuturkan pihaknya memang tidak memiliki angka secara pasti berapa angka penderita katarak di DIY. Hanya saja secara nasional angka penderita katarak mengalami peningkatan setiap tahun 1.000 penduduk ada penambahan 1 persen atau 10 orang.
Namun di satu sisi kemampuan penderita katarak memiliki keterbatasan. Meskipun ada jaminan dari BPJS Kesehatan, namun tak sedikit yang belum tercover asuransi kesehatan dari pemerintah tersebut. Bahkan tak jarang cover asuransi BPJS masyarakat yang tidak bisa digunakan karena kedaluwarsa atau permasalahan lain.
"Jadi perlu peran berbagai pihak untuk memerangi kebutaan karena katarak ini," terang dia, Minggu (13/11/2022).
Peran berbagai pihak diperlukan karena untuk operasi katarak ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Satu pasien rata-rata membutuhkan dana sebesar Rp 7 sampai Rp 10 juta. Bagi kalangan middle up, jumlah tersebut bukan sebuah persoalan namun bagi kalangan bawah tidak terjangkau.
ADVERTISEMENT
Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Gunungkidul, dr Dyah Setyorini mengakui bantuan stakeholder sangat dibutuhkan untuk mengurangi jumlah penderita katarak di Gunungkidul. Karena biaya memang masih menjadi suatu kendala.
Selain biaya, kendala yang mereka hadapi adalah tak sedikit pasien katarak yang ketakutan untuk mengikuti operasi. Mereka khawatir operasi yang dilakukan akan menimbulkan rasa sakit. Di samping itu, masyarakat belum menganggap penting pemeriksaan mata sebelum mereka benar-benar mengalami pengurangan penglihatan.
"Jadi kalau masih bisa melihat maka mereka merasa belum perlu periksa. Padahal sejatinya kalau sudah kemeng-kemeng (pegel) itu harus memeriksakan diri," kata dia.
Direktur Utama PT Erela (produsen produk kesehatan mata) Andreas Hariyanto mengatakan oleh karena katarak masih persoalan maka pihaknya berusaha melakukan operasi katarak secara gratis kepada masyarakat terutama kalangan tidak mampu. Melalui program corporate sosial responsibility (CSR), mereka rutin menggelar operasi katarak.
ADVERTISEMENT
Seperti hari Minggu (13/11/2022) ini, pihaknya kembali menyelenggarakan operasi katarak dan pengobatan umum gratis untuk masyarakat tidak mampu di RS Bethesda Wonosari dan Dusun Pace I Kalurahan Hargomulyo Kapanewon Gedangsari. Operasi ini merupakan kali kelima mereka selenggarakan di Gunungkidul selama tahun 2022.
"Kami sangat peduli kesehatan mata masyarakat karena kami produsen produk kesehatan mata. Tetapi katarak kan tidak bisa diobati, hanya bisa sembuh dengan operasi sehingga kami lakukan operasi katarak," terangnya
Ketua Baznas Gunungkidul, Muhammad Sholikhin mengatakan sudah dua tahun ini mereka kesulitan membantu masyarakat yang menderita katarak karena memang tidak ada operasi gratis. Biasanya Baznas selalu membantu masyarakat penderita katarak yang mengikuti operasi gratis dengan bantuan transportasi mulai dari berangkat ke tempat operasi dan kontrol hingga sembuh.
ADVERTISEMENT
"Jadi peminat operasi katarak gratis itu selalu membeludak. Kali ini saja peminatnya ada 152 orang, yang lolos skrining dan perlu tindakan lebih lanjut ada 105 orang," terangnya.