Pandemi Corona, Kustini Sri Purnomo Optimalkan Ketahanan Pangan di Sleman

Konten Media Partner
19 Oktober 2020 16:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kustini Sri Purnomo (kedua dari kanan) saat memberikan sosialisasi PKK di Turi, Sleman. Foto: Len/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Kustini Sri Purnomo (kedua dari kanan) saat memberikan sosialisasi PKK di Turi, Sleman. Foto: Len/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Pandemi corona membawa dampak besar terhadap tingkat kesehatan dan ekonomi masyarakat di seluruh daerah, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Oleh karena itu, ketahanan pangan di masa pandemi ini menjadi sangat penting.
ADVERTISEMENT
Kustini Sri Purnomo, calon Bupati Sleman 2020, mengatakan bahwa ketahanan pangan masyarakat khususnya di Sleman harus selalu ada karena termasuk dalam pokja tiga dari 10 program pokok PKK. Hal itu, lanjutnya, dapat diwujudkan dengan memanfaatkan lahan pekarangan yang ada di sekitar rumah.
“Harapannya para ibu semua nandur opo sing dipangan, mangan opo sing ditandur, turahane didol (menanam apa yang dimakan, makan apa yang ditanam, sisanya dijual),” ujar Kustini Sri Purnomo ketika memberikan sosialisasi sepuluh program pokok PKK di Turi, Sleman, Minggu (18/10/2020).
Selain ketahanan pangan, Kustini Sri Purnomo juga mengimbau agar masyarakat mulai menghidupkan kembali posyandu. Salah satu program posyandu yang harus digalakkan, menurut dia, ialah isi piringku untuk memenuhi kebutuhan gizi anak.
Kustini Sri Purnomo usai memberikan sosialisasi sepuluh program pokok PKK di Turi, Sleman. Foto: Len/Tugu Jogja
Ia juga menambahkan, kini, isi piringku mengajarkan apabila seseorang sudah memakan ketela, maka tidak perlu makan nasi lagi. Pasalnya kedua makanan itu sama-sama mengandung karbohidrat dan memenuhi kebutuhan karbohidrat dalam tubuh.
ADVERTISEMENT
“Yang penting harus ada sayur mayur. Sayur mayur tidak harus mahal, misalnya anak diberi sedikit bayam,” ujar Kustini.
Selain itu, Kustini mengatakan bahwa anak-anak harus mendapat asupan protein yang cukup. Tak melulu tempe, ia menjelaskan bahwa para ibu dapat memasak dengan kreatif sesuai kesukaan anak, misalnya tahu yang dimasak dengan telur.
Di samping tempe, Kustini juga mengimbau agar masyarakat terutama si anak diberi makan dengan lauk ikan. Padahal kandungan gizi dalam ikan sangat bagus, meskipun menurut dia banyak orang Sleman tidak suka makan ikan karena bau amisnya.
Istri Bupati Sleman tersebut juga menjelaskan bahwa terdapat tiga program posyandu yang cukup penting, yakni BKB, BKR, dan BKL. Bina Keluarga Balita (BKB) merupakan program posyandu kepada anak usia 0-6 tahun.
ADVERTISEMENT
“Setelah itu ada posyandu remaja dalam program BKR (Bina Keluarga Remaja) untuk menggali potensi para remaja,” jelas Kustini.
Kemudian, terakhir yang tidak kalah penting ialah Bina Keluarga Lansia (BKL). Program tersebut, sebut Kustini untuk mewujudkan lansia produktif meski memasuki masa senja. Pasalnya, usia harapan hidup di Sleman, terangnya, termasuk tinggi, yakni untuk laki-laki mencapai 74,9 tahun dan perempuan 76 tahun.
“Oleh karena itu, para kader yang tergabung di PKK harus paham seluruh sepuluh program pokok PKK,” pungkas Kustini. (Lukas Indra Prasetio Nugroho)