Pengelola Wisata Keberatan dengan Aturan Ganjil Genap di Jogja

Konten Media Partner
20 September 2021 14:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pembukaan Gembira Loka Zoo. Foto: dok. Humas GL Zoo.
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pembukaan Gembira Loka Zoo. Foto: dok. Humas GL Zoo.
ADVERTISEMENT
Objek wisata yang boleh dibuka di tengah pemberlakuan PPKM Level 3 mengaku keberatan dengan penerapan aturan ganjil genap oleh pemerintah. Pasalnya, saat ini objek wisata masih dalam tahap uji coba operasional.
ADVERTISEMENT
Aturan ganjil genap ini nantinya akan mengikuti tanggal. Di mana ketika tanggal genap, maka kendaraan yang boleh masuk adalah kendaraan dengan pelat nomor genap. Saat ini ada 3 objek wisata di Yogyakarta yang melakukan uji coba pembukaan yaitu Gembira Loka Zoo, Tebing Breksi, dan Hutan Pinus Mangunan.
"Pada prinsipnya kami mendukung. Namun apakah untuk saat ini pas untuk diterapkan? Dikarenakan dimasa uji coba ini masih banyak evaluasi, khususnya dengan adanya PeduliLindungi banyak calon wisatawan tidak jadi masuk dikarenakan rata-rata paling banyak mereka membawa anak-anak dibawah 12 tahun," ujar Yosi Hermawan, Manager Pemasaran Gembira Loka Zoo, saat dihubungi Tim Tugu Jogja, Senin (20/9/2021).
Menurutnya, aturan ganjil genap bisa dilakukan dengan kriteria tertentu. Misalnya, ketika jumlah pengunjung di objek wisata itu sudah melebihi kapasitas yang ditentukan.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan banyak pengunjung Gembira Loka Zoo yang tidak bisa masuk karena membawa anak di bawah usia 12 tahun. Hal ini karena segmentasi Gembira Loka Zoo adalah wisata keluarga. Alhasil tak sedikit pengunjung yang membawa anak.
"Dengan adanya uji coba dengan PeduliLindungi ini, kunjungan dalam satu pekan di GL Zoo belum mencapai 500 pengunjung," tuturnya.
Pihaknya pun terpaksa memutarbalikkan wisatawan yang tidak memenuhi kriteria. Petugas juga menerima protes dari wisatawan karenanya.
"Sangat banyak protes dari calon pengunjung, hampir setiap hari petugas mendapatkan protes dari berbagai alasan," tuturnya.