Konten Media Partner

Penggunaan E-Commerce oleh UMKM Yogyakarta Baru 40 persen

1 April 2019 15:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah DIY, Srie Nurkyatsiwi, saat diwawancarai di Yogyakarta, Senin (1/4/2019).
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah DIY, Srie Nurkyatsiwi, saat diwawancarai di Yogyakarta, Senin (1/4/2019).
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) DIY yang telah memanfaatkan teknologi digital untuk pemasaran produk mereka masih minim. Berbagai kendala menghinggapi kalangan UMKM untuk melek teknologi dalam rangka memacu pertumbuhan mereka.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah DIY, Srie Nurkyatsiwi, mengatakan UMKM DIY sejatinya membutuhkan jejaring pasar yang lebih luas. Hal tersebut bisa didapatkan ketika pelaku UMKM bisa memanfaatkan secara maksimal pemasaran melalui e-commerce.
Wanita yang sering dipanggil Siwi ini menyebutkan, jumlah UMKM di DIY sampai dengan akhir tahun 2018 sekitar 258.000 buah. Dan lebih dari 90% merupakan pelaku usaha dengan skala mikro dan jenis usaha yang beragam terbagi atas sektor kuliner, kriya dan fashion.
"Sebagian besar belum belum melakukan pemasaran secara e-commerce," tuturnya.
Siwi mengungkapkan, pemanfaatan online oleh pelaku UMKM mencapai kurang lebih 75%. Namun baru 40% pelaku yang memanfaatkan e-commerce. Namun demikian pelaku UMKM merasa bahwa e-commerce sudah menjadi suatu kebutuhan dalam meningkatkan pemasaran dan pada akhirnya akan bermuara pada peningkatan kapasitas produksi dan pendapatan.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, selain jejaring pemasaran, pelaku UMKM juga membutuhkan pendampingan, baik dari proses hulu sampai dengan hilir, dengan penduduk sekitar 3,452 juta jiwa dan luas wilayah DIY mencapai 3,185 km persegi. Diharapkan e-commerce menjadi solusi agar UMKM di DIY bisa memasarkan produknya baik di dalam maupun diluar negeri.
Sementara dari keragaan pelaku UMKM binaan atau mitra Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) sebanyak 3.000 pelaku usaha. Dari jumlah tersebut, UMKM yang memanfaatkan pemasaran secara online sebanyak 76,4% offline mencapai 24,6%.
Meski pemanfaatan cukup tinggi, namun berdasarkan hasil survey tingkat pengelolaan media sangat rendah. Media jarang diupdate dan tidak dikelola dengan baik. Peta pemanfatan digital marketing oleh UMKM di DIY adalah untuk media chatting (Whatshapp, Line, Telegram, BBM), Media social (Instagram, Facebook. Fanspage, G+, Youtube, Twitter) dan Bisnis listing (Google My business)
ADVERTISEMENT
Marketplace (Bukalapak, OLX, Tokopedia, UKM Market, Blibli, Qlapa, Lazada, Matahari Mall, Salora, JD.Id, Sopee) serta Website.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Sri Fitriyani menambahkan, karena pentingnya pemasaran secara digital maka ia berharap UMKM di DIY mampu menguasai teknologi. BI sendiri menggandeng beberapa pihak untuk melakukan pelatihan e commerce bagi UMKM di DIY. (erl/adn)