Petani Didorong Manfaatkan Listrik untuk Tingkatkan Produktivitas

Konten Media Partner
23 November 2021 11:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi listrik yang hadir di tengah-tengah lahan pertanian. Foto: istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi listrik yang hadir di tengah-tengah lahan pertanian. Foto: istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Konsumsi listrik masyarakat hingga kini masih didominasi oleh rumah tangga. Perlu ada dorongan untuk memanfaatkan listrik bagi pelaku usaha agribisnis.
ADVERTISEMENT
Selama kurun waktu 2 hingga 3 tahun ke depan, Jawa Tengah akan mendapat tambahan tenaga listrik 5 ribu mega watt. Dan tambahan tenaga listrik ini harus dimanfaatkan masyarakat.
“Ini energi yang perlu kita manfaatkan. Karena Jateng sekarang tak melihat rasio elektrifikasi. Jateng sudah mengukur dari pemakaian rata-rata per kapita yang terpakai, bukan lagi tolak ukur dengan rasio elektrifikasi. Ini terobosan, tiga langkah maju,” ujar General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah & D.I.Yogyakarta, M. Irwansyah Putra.
PLN akan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pemakaian para pelanggan agar lebih produktif agar taraf hidup bisa meningkat. Tak hanya itu, pihaknya juga akan melihat peluang di kalangan masyarakat pengguna mesin diesel.
Webinar Electrifying Agriculture untuk mendorong para petani memanfaatkan listrik untuk tingkatkan produktivitas. Foto: istimewa.
“Maka Electrifying Agriculture ini ditumbuhkembangkan, bagaimana meningkatkan pelayanan listrik yang lebih mudah. Bukan hanya listrik masuk desa. Tapi sekarang lebih kepada listrik masuk ke sawah, terjangkau dan andal di berbagai sektor,” sambung dia.
ADVERTISEMENT
Sementara itu menurut Dinas ESDM Jateng, ketersediaan atau suplai tenaga listrik di Jateng dilaporkan telah melebihi kebutuhan atau over supply sebesar 25,9 persen. Melimpahnya ketersediaan tenaga listrik itu harus bisa dimanfaatkan masyarakat untuk berbagai aktivitas produktif.
“Kalau 20 tahun silam programnya listrik masuk desa, sekarang listrik masuk sawah, kandang ternak, kawasan nelayan dan daerah pelosok. Kualitas penyediaan listrik Jateng cukup baik, 7.200 Mega Watt, sedangkan beban puncak 4000 an Mega Watt,” tutur Sujarwanto.
Kelebihan suplai tenaga listrik tersebut menurut dia sangat potensial untuk dimanfaatkan masyarakat. Berdasarkan indikator pemakaian atau tingkat konsumsi listrik per kapita di Jateng, diharapkan sektor-sektor produktif semakin bertumbuh.
“Kami ingin para petani dan UMKM pakai listrik. Mobil juga jangan lagi pakai bensin, tapi pakai listrik. Termasuk aktivitas memasak di dapur bisa pakai kompor induksi yang berbasis tenaga listrik. Jadi sebuah gerakan konsumsi listrik yang besar-besaran,” urai dia.
ADVERTISEMENT
Khusus di sektor pertanian, Sujarwanto menjelaskan luas lahan lestari di Jateng lebih dari satu juta hektare. Lahan tersebut harus tercukupi airnya agar tetap produktif. Sedangkan jumlah petani pemilik lahan yang tersebar di Jateng mencapai 2,88 juta orang.
Jumlah itu belum termasuk buruh tani atau non pemilik lahan pertanian. Keberadaan lahan pertanian yang sangat luas dan banyaknya petani di dalamnya, menurut Sujarwanto potensial didorong untuk memanfaatkan tenaga listrik yang berlimpah di wilayah Jateng.
PLN berkomitmen untuk gencarkan program Electrifying Agriculture di Jawa Tengah & D.I.Yogyakarta untuk meningkatkan produktivitas usaha para petani