Radikalisme di Indonesia Dinilai Sudah Level Darurat

Konten Media Partner
16 Oktober 2019 14:18 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rektor Universitas Islam negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yudian Wahyudi, saat berikan keterangan kepada wartawan di Gedung Prof Dr H Amin Abdullah UIN Sunan Kalijaga, Rabu (16/10/2019). Foto: erl.
zoom-in-whitePerbesar
Rektor Universitas Islam negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yudian Wahyudi, saat berikan keterangan kepada wartawan di Gedung Prof Dr H Amin Abdullah UIN Sunan Kalijaga, Rabu (16/10/2019). Foto: erl.
ADVERTISEMENT
Radikalisme di Indonesia sudah berada di level 1. Hal tersebut diungkapkan oleh Rektor Universitas Islam negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yudian Wahyudi, kepada wartawan di Gedung Prof Dr H Amin Abdullah UIN Sunan Kalijaga, Rabu (16/10/2019).
ADVERTISEMENT
Dalam hal radikalisme, Yudian mengaku sependapat dengan Kyai Haji Said Aqil Sirodj, dimana radikalisme di Indonesia label darurat 1. Hal tersebut terlihat dari insiden penyerangan terhadap menkopolhukam Wiranto beberapa waktu yang lalu.
"Kalau level. Radikalisme di Indonesia ada di level satu daruratnya. Menkopolhukam saja diserang,"tuturnya.
Menurutnya tingkat kedaruratan radikalisme di Indonesia sudah di level 1 artinya masalah radikalisme di Indonesia harus segera diatasi oleh negara dan elemen sipil. Hal tersebut sudah sangat mendesak karena ternyata para pengikut radikalisme sudah sangat nekat dan sangat berani
"Coba lihat menkopolhukam saja dihantam ki piye mas. Ini menunjukkan bahwa eskalasinya itu sudah sangat sangat berani dan mereka mengejar sasaran-sasaran tingkat tinggi,"tambahnya.
Yudian menyarankan agar radikalisme tersebut harus segera tindak lanjuti dari tingkat atas hingga tingkat bawah. Harapannya agar keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tetap terjaga dalam koridor Pancasila.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya ketua umum PBNU Said Aqil Siradj mengatakan radikalisme di Indonesia sudah darurat. Dia meminta kepada masyarakat khususnya warga Nahdlatul Ulama atau NU untuk meningkatkan kewaspadaannya terutama terhadap Amaliah dari kelompok tertentu yang sangat lengkap dan tanpa ada kasih sayang serta kemanusiaan.
"Tugas menghadapi radikalisme teroris merupakan tugas kita semua bukan hanya NU ataupun polisi. Tetapi semuanya,"ujarnya usai menjenguk Wiranto beberapa waktu yang lalu. (erl)