Seorang Anggota Paskibraka di Gunungkidul yang Positif Corona Adalah Anak Yatim

Konten Media Partner
20 Agustus 2021 19:18 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alviansyah Arifky, anggota paskibraka Gunungkidul yang positif COVID-19 usai bertugas upacara HUT ke-76 RI, saat dikunjungi, Jumat (20/8/2021). Foto: Erfanto/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Alviansyah Arifky, anggota paskibraka Gunungkidul yang positif COVID-19 usai bertugas upacara HUT ke-76 RI, saat dikunjungi, Jumat (20/8/2021). Foto: Erfanto/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sungguh berat apa yang dialami oleh Alviansyah Arifky, warga Kalurahan Karangtengah, Kapanewon Karangmojo, Gunungkidul. Ia adalah salah satu anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang terpapar COVID-19.
ADVERTISEMENT
Pelajar kelas 12 Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Wonosari ini harus menjalani isolasi mandiri sendirian di rumah neneknya di Alviansyah. Sebulan sebelum dirinya terpilih menjadi anggota Paskibra Gunungkidul, ayahnya sudah meninggal dunia. Sementara ibunya menikah lagi dan tinggal di Riau semenjak bercerai.
"Sejak bercerai bapak sama saya pulang ke Gunungkidul. Bapak saya sudah meninggal dunia sebulan lalu," ujar dia, Jumat (20/8/2021).
Usai dinyatakan positif COVID-19, ia memang harus menjalani isolasi mandiri. Untuk keperluan makan dan minum, ia beruntung karena sanak famili dan tetangganya baik hati sehingga terpenuhi kebutuhannya. Karena ia tidak berharap dengan neneknya yang kini sudah renta.
Selama ini dirinya di Gunungkidul, ia tidak tinggal bersama dengan neneknya. Pelajar kelas 12 MAN Wonosari ini tinggal di Pondok Pesantren yang sebenarnya tidak jauh dari rumah neneknya. Namun karena harus isolasi mandiri, maka ia harus tinggal di rumah neneknya.
ADVERTISEMENT
"Saya sekarang di rumah ini sendiri," tambahnya.
Seorang petugas melakukan disinfeksi di rumah anggota paskibraka di Gunungkidul yang positif corona, Jumat (20/8/2021). Foto: Erfanto/Tugu Jogja
Ia kemudian menceritakan selama bertugas menjadi pengibar bendera. Menurut dia, saat dikarantina hingga melaksanakan tugas sebagai pengibar bendera semua anggota Paskibra sehat semua. Sebelum dikarantina selama 2 minggu, mereka sudah menjalani uji swab dan semanya dinyatakan negatif.
Alvian mengaku selama menjadi anggota Paskibra, semua anggota sudah ditest sebanyak 3 kali yaitu sebelum karantina, di tengah karantina dan ketika akan pulang dari karantina. Dan selama karantina 2 minggu, semua anggota diberi makan 3 kali sehari, diberi vitamin, diberi obat untuk menjaga stamina.
"Selama itu pula kami terus melakukan latihan dan diberi waktu istirahat yang cukup," terangnya.
Selepas upacara penurunan bendera di Alun-alun Wonosari dan sebelum mereka mengikuti acara ramah tamah dengan Bupati di rumah dinas Bupati, ada dua orang di kamarnya yang mengaku pusing. Di kamar tersebut berisi 11 orang dan yang mengaku pusing dan meriang ada 2 orang.
ADVERTISEMENT
"Kami mengira itu biasa, selepas tugas mengibarkan dan menurunkan bendera kan capek kepanasan. Terus pusing dan meriang," paparnya.
Ketika acara ramah tamah berlangsung kemudian ada dua orang lagi yang mengaku pusing, sehingga total ada 4 orang. Kemudian mereka dibawa ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan hingga akhirnya diketahui positif COVID-19.
Dirinya sendiri saat itu pulang karena tidak termasuk yang positif. Tetapi pada waktu tracing dinyatakan positif namun dirinya tidak mengalami gejala apapun. Dirinya diminta untuk pulang dan menjalani isolasi mandiri.
Ketika di rumah, dirinya baru merasakan gejala yaitu indra penciumnya sudah tidak bisa untuk membau. Selain itu, ia mengaku semuanya baik-baik saja dan tetap merasa sehat serta dapat beraktivitas biasa. Bahkan nafsu makannyapun tetap terjaga seperti biasanya.
ADVERTISEMENT
"Saya biasa saja. Tadi pagi saya masih bisa menjemur meja kursi dan juga selimut yang saya bawa saat karantina sebagai anggota paskibra," terangnya.
Anggota DPRD Gunungkidul dari Partai Nasdem, Rian Eko Wibowo mengaku prihatin dengan apa yang menimpa Rifky terlebih Rifky harus tinggal sendirian selama isoman. Ia meminta kepada Disdikpora untuk memberikan perhatian khusus dengan Rifky.
"Disdikpora memenuhi kebutuhan hidup Rifky selama Karantina. Dia kan terpapar COVID-19 karena sedang tugas negara. Harus ada prioritas,"tandasnya.