Serunya Wanita Asal Swiss Belajar Membatik di Yogyakarta

Konten Media Partner
18 Februari 2019 20:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tifani Sermier, turis asal Swiss yang sedang belajar membatik di Sogan Batik Yogyakarta, Senin (18/2/2019). Foto: Nadhir Attamimi
zoom-in-whitePerbesar
Tifani Sermier, turis asal Swiss yang sedang belajar membatik di Sogan Batik Yogyakarta, Senin (18/2/2019). Foto: Nadhir Attamimi
ADVERTISEMENT
Berkali-kali Tifani Sermier, turis perempuan berkewarganegaraan Swiss memperlihatkan ketakjubannya saat berada ditengah para gadis-gadis pembatik di Sogan Batik Rejodani Sleman.
ADVERTISEMENT
Matanya tak berkedip sedikit pun tatkala mengamati para gadis pembatik menorehkan canting berisi tinta malam pada kain bermotif. Lantas, senyumannya mengembang sewaktu ia ditawari dan dipersilahkan untuk menjajal membatik.
Tifani saat itu mengaku kesulitan untuk memperagakan cara membatik. Sebab, tinta malam itu akan mleber atau melebar melenceng dari garis motif jika tidak tenang dan fokus.
Sesekali, tinta malam mengenai pergelangan tangannya, dan merasa kepanasan. Namun, ia mengaku sangat menyukai bisa belajar membatik di Sogan.
Tifani mengakui, jika selama hidupnya, merupakan kali pertamanya bisa bersentuhan secara langsung dengan canting dan kemudian menggoreskan motif batik ditangannya. Turis asing ini terkesima mengetahui bahwa batik tulis merupakan karya seni dengan proses yang cukup rumit dan panjang.
ADVERTISEMENT
Mulai dari membuat pola, mencanting, mewarnai, hingga menjahit menjadi sebuah karya seni batik. Bahkan berkali pula terlontar dari bibirnya saat membatik itu merupakan momen yang amazing dan sebuah keajaiban baginya.
"Amazing!!! Saya sangat bersyukur bisa datang ke tempat ini, melihat langsung orang orang lokal membatik. Sebuah pelajaran berharga dalam hidup saya," kata Tifany dengan logat Inggrisnya, Senin (18/2/2019).
Tifani sangat menikmati liburannya ditempat tersebut. Selain melihat langsung proses sebuah kain batik dibuat, ia juga bisa menikmati suasana pedesaan Rejodani di Sleman Yogyakarta sekaligus kehidupan penduduknya.
Setelah merasakan, Tifany mengakui jika orang lokal Yogyakarta dipenuhi keramahtamahan. Ia bisa melihat setiap saat senyum mengembang gadis gadis pembatik saat mencoba berinteraksi lebih dalam dengannya.
ADVERTISEMENT
Tak membutuhkan waktu lama, perempuan-perempuan dari beda bangsa dan budaya ini seolah seperti telah saling mengenal lama. Bercengkrama dan saling mengajarkan cara membatik yang baik dan benar.
"Orang Yogya memiliki hati yang besar, mereka tersenyum ramah sekali. Ya, mereka have big smile and big heart", ungkapnya.
Yogyakarta merupakan kota kedua kunjugannya setelah Jakarta. Ia juga berencana akan berkunjung ke Solo kemudian Bali. Dari kota asalnya di Swiss, Tifany telah menjelajah China dan Thailand. Namun menurutnya, Indonesia jauh lebih hangat dan jiwa masyarakatnya sangat welcome terlebih kota Yogyakarta.
Selain mendatangi tempat pembuatan batik, ia mengaku suka makanan Indonesia. Ketika mengunjungi tempat kuliner di Kampung Rejodani, ia merasa suka dengan rasa pedas dan bumbu khas yang diracik pada sayur-mayur. (Nadhir Attamimi/adn)
ADVERTISEMENT