Soal Film "Sebelum Iblis Menjemput", Chelsea Islan: Horornya Beda

Konten Media Partner
13 Agustus 2018 17:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Soal Film "Sebelum Iblis Menjemput", Chelsea Islan: Horornya Beda
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu terakhir, tidak sedikit rumah produksi Indonesia yang menggarap film horor untuk menghibur para pecinta horor. Salah satunya adalah Screenplay Films yang telah menggarap film “Sebelum Iblis Menjemput” yang sudah menghantui bioskop sejak 9 Agustus lalu.
ADVERTISEMENT
Film garapan Timo Tjahjanto ini menceritakan tentang Alfie (Chelsea Islan) yang memiliki masa lalu yang kelam. Ibunya meninggal secara tidak wajar, dan Lesmana (Ray Sahetapy), ayahnya, menderita suatu penyakit yang tidak diketahui apa penyebabnya. Maya (Pevita Pearce), Ruben (Samo Rafael), dan Laksmi (Karina Suwardi), harus mengalami kejadian janggal ketika bertemu dengan Alfie di villa yang ditinggalinya semasa ia masih kecil.
Jika film horor pada umumnya dipadukan dengan genre thriller, film “Sebelum Iblis Menjemput” menyuguhkan hal yang berbeda. Film ini menggabungkan genre horor, thriller, dan gore yang membuat suasana semakin mencekam.
“Horornya film ini berbeda dengan film horor Indonesia lainnya. Dari segi alur cerita, visualisasi, audio, sinematografi dan lain sebagainya,” ujar Chelsea Islan dalam meet and greet di Jogja City Mall (JCM) pada Minggu (12/8/2018).
ADVERTISEMENT
Tone warna yang horor, shot kamera dengan angle yang pas, efek darah yang totalitas, serta suara yang menggelegar, mampu membuat para penonton ngeri dibuatnya. Bahkan ada beberapa adegan dimana penonton akan menutup telinga dan mata karena audio dan visual dengan kualitas yang maksimal.
Timo Tjahjanto berhasil memberikan teror yang tiada berujung pada penonton. Penonton tidak akan bisa menebak-nebak, karena teror tersebut langsung disuguhkan secara langsung dilayar. Bahkan, unsur thriller-nya pun tak kunjung henti disisipkan oleh sang sutradara. Film “Sebelum Iblis Menjemput” juga dibintangi oleh beberapa artis legendaris seperti Ruth Marini, Kinaryosih dan Karina Suwandi. (asa/adn)