Tak Gelar Salat Idul Adha, Masjid Agung Al-Ikhlas di Gunungkidul Ditutup

Konten Media Partner
20 Juli 2021 10:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Masjid Agung Al-Ikhlas Wonosari, Gunungkidul, yang ditutup. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Masjid Agung Al-Ikhlas Wonosari, Gunungkidul, yang ditutup. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Masjid Agung Al-Ikhlas Wonosari menutup rapat-rapat pintu gerbang utamanya waktu sholat Idul Adha. Mereka melarang jamaahnya yang ingin menyelenggarakan sholat idul Adha. Hal tersebut sesuai dengan Edaran Bupati Gunungkidul hingga Kementerian Agama (Kemenag) terkait peniadaan penyelenggaraan ibadah Idul Adha
ADVERTISEMENT
Selasa (20/7/2021) pagi, pintu masuk ke area Masjid Al-Ikhlas ditutup namun tidak dikunci. Di bagian depan terpasang spanduk pengumuman tentang peniadaan ibadah Sholat Idul Adha karena pandemi COVID-19. Dan spanduk tersebut ditandatangani oleh Ketua Takmir Andar Jumailan.
'Takmir Masjid Agung Al-Ikhlas Wonosari Tidak Menyelenggarakan Salat Idul Adha" demikian tulisan dalam spanduk tersebut.
Ketika dikonfirmasi, Andar membenarkan hal tersebut. pihaknya tidak menyelenggarakan Salat Id Iduladha 1442 Hijriah karena merujuk pada Surat Edaran (SE) Menteri Agama Nomor 17/2021. Selain memasang pengumuman di spanduk, Andar mengaku juga mengumumkan melalui media sosial.
"Kami sudah mengumumkan kebijakan tersebut melalui media sosial (medsos) resmi," paparnya.
Ia pun meyakini tidak akan ada jemaah yang datang ke masjid sehingga tidak dilakukan penjagaan. Jalan di depan mesjid pun terbilang lengang, mengingat ada penutupan dari utara dan selatan.
ADVERTISEMENT
"Kami juga meniadakan pelaksanaan kurban di lingkungan mesjid. Sama seperti tahun lalu," tambahnya.
Kondisi ini berbeda dengan yang ada di pelosok Gunungkidul karena masih ada sejumlah masyarakat yang menyelenggarakan ibadah salat Idul Adha dengan cara berkelompok. Mereka membagi jamaah dalam satu kampung menjadi kelompok-kelompok lebih kecil dengan jumlah dibawah 30 orang.
Dalam pantauan Tim Tugu Jogja, warga yang masih menyelenggarakan ibadah salat Idul Adha dengan kelompok lebih kecil ada di kapanewon Playen Nglipar ataupun Patuk. Mereka menyelenggarakan ibadah salat Idul Adha dalam kelompok lebih kecil karena mengaku tidak bisa melakukan ibadah salat Idul Adha sendiri-sendiri.
"Lebih yakin sholat jamaah dengan tetangga," tutur Puji warga Patuk.
Kepala Kantor Kemenag Gunungkidul, Sa'ban Nuroni sebelumnya telah membuat edaran tentang panduan penyelenggaraan ibadah Iduladha. Ia meminta Salat Id di mesjid, musala, hingga tempat terbuka untuk ditiadakan.
ADVERTISEMENT
"Kegiatan takbir baik secara berkeliling atau di mesjid dan musala juga ditiadakan," kata Sa'ban.