Tantangan Tradisi Budaya Yogyakarta di Tengah Pandemi Corona

Konten Media Partner
4 November 2020 10:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketiga Puteri Sri Sultan Hamengku Buwono X saat diwawancarai di podcast youtube Humas Jogja. Tangkapan layar youtube.com/HumasJogja
zoom-in-whitePerbesar
Ketiga Puteri Sri Sultan Hamengku Buwono X saat diwawancarai di podcast youtube Humas Jogja. Tangkapan layar youtube.com/HumasJogja
ADVERTISEMENT
Yogyakarta dikenal akan kegiatan budaya serta upacara adat yang kental dan sarat akan makna. Namun di tengah pandemi corona, berbagai macam kegiatan tersebut harus mengalami banyak penyesuaian dengan upaya tidak mengurangi esensi dan prosesinya.
ADVERTISEMENT
Keraton Yogyakarta senantiasa menggelar kegiatan budaya dan upacara adat. Sekalipun di tengah pandemi corona, Keraton Yogyakarta tetap melangsungkan kegiatan budaya dan tradisinya meski dengan berbagai macam penyesuaian.
“Berdasarkan peraturan dari Gubernur, kita harus mentaati protokol seperti tidak boleh mengumpulkan orang banyak. Jadi selama pandemi corona ini, saya berkoordinasi dengan tepas yang berkaitan, bagaimana hajad dalem atau upacara itu berlangsung tanpa mengumpulkan orang banyak,” ujar GKR Condrokirono (Penghageng KH Panitrapura), Putri Sri Sultan Hamengku Buwono X, dalam Podcast YouTube Humas Jogja pada Selasa (3/11/2020).
Menurut GKR Condrokirono, salah satu tradisi yang mengalami penyesuaian adalah Garabeg. Garabeg sebagai tradisi yang tak lepas dari Ramadhan pada tahun ini harus mengalami perubahan.
ADVERTISEMENT
“Salah satu yang mengalami penyesuaian yaitu Garabeg. Saat Garabeg itu kan biasanya ada rebutan, sekarang bagaimana caranya kita melakukan adat yang setiap tahun diselenggarakan. Dan kali ini kita tidak diperebutkan melainkan kita membuat rengginang yang dibagi-bagikan khusus untuk abdi dalem. Seperti yang undhik-undhik biasanya kan ngarso dalem ke Masjid dan menyebar undhik-undhik tetapi kali ini tidak. Undhik-undhik kita buat di dalam kantong-kantong kecil dan kita berikan ke abdi dalem dan prajurit langsung,” ujar GKR Condrokirono.
GKR Condrokirono juga mengungkapkan bahwa esensi dan prosesi di dalam kegiatan yang mengalami penyesuaian selama pandemi corona sejatinya tidak berkurang. Hanya saja, selama kegiatan tetap berlangsung, harus tetap mentaati protokol kesehatan yang ketat.
ADVERTISEMENT
“Nilai-nilai yang terkandung dalam pelaksanaan adat itu tidak berkurang, tetapi tetap ada. Misalnya seperti wisuda abdi dalem, kita bagi karena biasanya ada 250 orang langsung, agar ada jarak dan harus pakai masker. Saya juga berkoordinasi dengan tepas pariwisata, yang biasanya di Keraton itu kan tiap minggu ada aktivitas tari, mau ngga mau kita off sementara. Tapi memang ada seperti uyon-uyon yang tetap diselenggarakan, tetapi hanya untuk orang tertentu saja karena belum masa normal," ujar GKR Condrokirono.
Namun, kegiatan budaya dan upacara adat yang harus mengalami penyesuaian ke dalam sistem digital tak lagi menjadi tantangan baru bagi Keraton Yogyakarta. Sebelum pandemi melanda Indonesia pada Maret lalu, Keraton Yogyakarta mengaku sudah settle dengan sistem digital.
ADVERTISEMENT
“Sebelum pandemi, kegiatan secara live streaming itu kita sebenarnya sudah mulai. Jadi ketika kelabakan, kita sudah settle seperti untuk upacara hajad dalem dan uyon-uyon. Tetapi mungkin kontennya yang harus diperbanyak," ujar GKR Hayu (Penghageng Tepas Tandha Yekti), Putri Sri Sultan Hamengku Buwono X, dalam Podcast YouTube Humas Jogja pada Selasa (3/11/2020).
Salah satu penyesuaian kegiatan ke sistem virtual tersebut adalah lomba tari. GKR Hayu megungkapkan bahwa lomba tari tersebut sebagai peralihan dari acara pameran yang tengah digarap pada Maret lalu saat pandemi corona mulai melanda Indonesia.
"Karena mulai pandemi itu kita tengah ada pameran di bulan Maret. Akhirnya tarian yang tadi sudah dipersiapkan setengah mati, harus batal. Lalu langsung diganti dengan tarian Nir Corona dan akhrinya kita buat lomba itu. Jadi buat yang stuck di rumah, itu tetap bisa berkreasi,” ujar GKR Hayu.
ADVERTISEMENT
Berkaca dari antusiasme masyarakat yang tinggi walau kegiatan diselenggarakan secara virtual, Keraton Yogykarta pun semakin menggencarkan publikasinya di media sosial. Hal tersebut dilakukan lewat memperbanyak ragam konten dan membuat akun media sosial khusus untuk publikasi event Keraton Yogyakarta.
"Jadi berkaca dari itu dan banyak yang minat ikut, akhirnya sekarang kontennya diperbanyak. Makanya sekarang medsos kan ada dua di Instagram, yaitu keratonjogja dan keratonjogja.event biar tidak terlalu crowded,” ujar GKR Hayu. (Gabryella Triwati Sianturi)