UAJY Gelar Dialog Lintas Iman untuk Perkuat Toleransi dan Wujudkan Perdamaian

Konten Media Partner
23 Februari 2021 10:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dialog lintas Iman 2021 yang digelar Komunitas Forum Komunikasi Mahasiswa Islam (FORKOMI) bersama Garuda Katolik Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY). Foto: UAJY.
zoom-in-whitePerbesar
Dialog lintas Iman 2021 yang digelar Komunitas Forum Komunikasi Mahasiswa Islam (FORKOMI) bersama Garuda Katolik Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY). Foto: UAJY.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia memiliki banyak suku dan agama. Perbedaan ini tak lantas membuat masyarakat jadi terpecah belah. Justru harus menjadi sebuah alasan kuat untuk bersatu.
ADVERTISEMENT
Komunitas Forum Komunikasi Mahasiswa Islam (FORKOMI) bersama Garuda Katolik Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) menggelar Dialog Lintas Iman dengan tema 'Agama Jadi Perekat Integrasi dan Inspirasi Batin'.
Tiga narasumber pun dihadirkan dalam dialog online ini. Ketiganya adalah Romo Yohanes Riyanto, Pr (Keuskupan Agung Semarang), H. Jazilus Sakhok, Ph.D (PWNU Yogyakarta) dan YM. Bhikkhu Dhirapuñño (ITBC-Medan).
Dialog online ini dihadiri oleh lebih kurang 173 mahasiswa UAJY. Diharapkan dengan adanya dialog lintas iman ini dapat semakin mempererat toleransi antar umat beragama, baik di lingkungan kampus maupun di masyarakat.
Romo Yohanes Riyanto, menyampaikan tentang cara pandang agama Katolik melalui dua dokumen yang menjadi inspirasi perdamaian dan persaudaraan antar umat beragama.
“Setiap agama itu mempunyai ajaran-ajaran yang berakar pada nilai-nilai kedamaian, oleh karena itu perlu membangkitkan kesadaran beragama, khususnya juga di kalangan teman-teman muda,” ujar Romo Riyanto, Sabtu (20/2/2021).
ADVERTISEMENT
Sedangkan, KH. Jazilus Sakhok, menyampaikan tentang tema “Tasamuh Sebagai Sikap Beragama yang Mengharmonikan”. Ia berharap Tasamuh atau toleransi dan tepa salira menjadi dasar umat beragama dalam bertindak.
“Cara pandang orang beragama harus ‘saya beragama, saya juga sebagaimana diri saya, saya harus mengakui, menghormati wujud lain di luar diri saya sebagaimana keberadaan wujud saya’,” ujar Ustadz Jazilus.
YM. Bhikkhu Dhirapuñño, menyampaikan mengenai cinta dalam agama sebagai dasar dari bertoleransi.
“Kita memberikan cinta bukan hanya dasar nafsu indra kita kepada orang yang kita cintai, melainkan kalau kita mencintai Tuhan kita, maka cintailah semua ciptaannya walaupun itu berbeda-beda,” jelas Bhikku Dhirapuñño.