UPNVY Gelar Seminar Strategi Atasi Terorisme di Revolusi Industri 4.0

Konten Media Partner
18 September 2019 15:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Marsudi Wahyu Kisworo sedang memberikan penjelasan tentang strategi menghadapi terorisme. Foto: Istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Marsudi Wahyu Kisworo sedang memberikan penjelasan tentang strategi menghadapi terorisme. Foto: Istimewa.
ADVERTISEMENT
Persoalan terorisme menjadi salah satu hal yang perlu dibasmi bersama. Baik dari pemerintah maupun dari masyarakat. Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’ Yogyakarta (UPNVY) turut ambil bagian untuk mencegah persoalan terorisme kian meluas. Salah satunya dengan menggelar Seminar Nasional bertemakan ‘Digital Terorism: Indonesia’s Strategy and Action to Combat Cyber Terorism In 4th Industrial Revolution Era’.
ADVERTISEMENT
Rupanya, seminar bertemakan pencegahan terorisme ini menjadi salah satu agenda rutin dari Laboratorium Pertahanan Keamanan UPNVY. Seminar ini berfokus pada tema strategi Indonesia dalam menghadapi terorisme.
“Perkembangan dan kecanggihan teknologi dan informasi saat ini yang sudah memasuki era revolusi industri keempat membuat suatu negara dan masyarakatnya bergantung pada internet,” ujar Ketua Seminar Nasional, Sri Muryantini, Kamis (12/9/2019).
Tak hanya itu, lanjutnya, berbagai jenis teknologi canggih juga merambah ke semua aspek kehidupan manusia dan menembus batas wilayah di suatu negara. Era revolusi industri saat ini menuntut adanya perkembangan infrastruktur negara dan fasilitas umum yang berbasis komputerisasi.
Rektor UPN Veteran Yogyakarta, Irhas Efendi, memberikan kenang-kenangan kepada Marsudi Wahyu Kisworo selaku keynote speaker. Foto: Istimewa.
Rupanya, kecanggihan berbasis teknologi dan informasi elektronik ini memiliki potensi yang rentan dimanfaatkan oleh pihak kriminal seperti pelaku aksi teroro untuk melancarkan aksinya. Kecanggihan teknologi dan informasi ini memberi ruang gerak bagi teroris untuk menggunakan dunia siber sebagai salah satu sarana perekrutan, komunikasi, dan penyebaran paham radikal.
ADVERTISEMENT
“Tidak menutup kemungkinan (para terorisme) melakukan hal-hal yang dapat mengancam stabilitas dan keamanan suatu negara seperti melakukan sabotase atau spionase,” katanya.
Seminar ini menghadirkan Marsudi Wahyu Kisworo (Komisaris PT Telkom Indonesia), Sulistyo (Direktur Deteksi Ancaman BSSN),Tigor Jonson Purba (Ketua Pengurus Wilayah APJIII di Yogyakarta), dan Sri Muryantini (Dosen HI UPNVY). (asa/adn/adv)