UPNVY Jadi Tuan Rumah Lomba 'Fire & Rescue'

Konten Media Partner
27 November 2021 19:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu peserta mengikuti lomba Indonesia Fire & Rescue Competition di UPNVY, Sabtu (27/11/2021). Foto: Sandra/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu peserta mengikuti lomba Indonesia Fire & Rescue Competition di UPNVY, Sabtu (27/11/2021). Foto: Sandra/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Resiko bencana dan kecelakaan mengancam keselamatan pekerja di dunia pertambangan. Hal inilah yang membuat tim penyelamat memiliki peranan yang penting di dunia pertambangan.
ADVERTISEMENT
Sebagai perguruan tinggi yang unggul akan pertambangan, Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’ Yogyakarta (UPNVY) berkesempatan menjadi tuan rumah untuk event Indonesia Fire & Rescue Competition (IFRC).
Selama 5 hari akan ada 6 jenis perlombaan yang digelar untuk menguji tim penyelamat dari 12 perusahaan tambang di Indonesia dan mahasiswa UPNVY. Setiap tim yang bertanding diberikan waktu 40 menit untuk menyelesaikan tiap tantangan.
Lomba pertama yang digelar adalah High Angle Rescue. Tim penyelamat akan melakukan penyelamatan dari ketinggian. Kerja sama serta fokus menjadi hal yang diperlukan tim untuk menyelesaikan skenario yang diberikan. Lomba kedua yang digelar adalah Structural Fire & Search Rescue. Tim penyelamat akan melakukan penyelamatan dari gedung yang terbakar dengan ruang gerak yang sempit. Lomba ketiga adalah Road Accident Rescue. Tim penyelamat akan melakukan penyelamatan korban dari unit yang terbalik atau unit yang tertimpa.
ADVERTISEMENT
Meskipun hujan turun, perlombaan tak lantas berhenti atau ditunda begitu saja. Peserta melakukan aksi penyelamatan sesuai dengan skenario yang sudah diberikan.
“Lomba tetap berjalan (meskipun hujan), selama tidak badai. Rescue kan juga tetap harus melakukan penyelamatan dalam kondisi apapun,” ujar Project Officer IFRC, Muhammad Idrus, Sabtu (27/11/2021).
Event tahunan ini selalu diikuti oleh perusahaan tambang untuk menguji pengetahuan dan pengalaman mereka terkait aksi penyelamatan saat terjadi darurat pertambangan. Ia mengungkapkan saat ini ada sekitar 5 ribu pertambangan di Indonesia.
Sayangnya masih banyak perusahaan yang belum cakap dalam hal penyelamatan dalam kondisi darurat pertambangan. Hal ini terutama pada perusahaan menengah ke bawah.
“Pertambangan di indonesia itu jumlahnya 4 ribu sampai 5 ribu. Pertambangan menengah ke bawah kebanyakan belum well performed terkait kondisi darurat pertambangan atau emergency response team. Di kegiatan ini kami mengundang observer, sehingga perusahaan menengah tadi bisa belajar,” tegasnya.
Salah satu peserta mengikuti lomba Indonesia Fire & Rescue Competition di UPNVY, Sabtu (27/11/2021). Foto: Sandra/Tugu Jogja
Hal senada juga terjadi untuk ketersediaan peralatan. Ia mengungkapkan bahwa hanya perusahaan besar saja yang sudah memiliki peralatan penanganan darurat pertambangan yang mumpuni.
ADVERTISEMENT
Pihaknya berharap event ini bisa memberikan edukasi dan update informasi di dunia pertambangan.Tak hanya soal tata cara, tetapi juga peralatan darurat pertambangan.
“Harapannya pertama semua peserta bisa mendapat update informasi terbaru terkait emergency, terutama peralatan. Karena peralatan emergency terus berkembang. Yang kedua mereka bisa saling sharing,” tutupnya.