Warga Jogja Gelar Tradisi Apeman dan Ruwahan untuk Sambut Ramadhan

Konten Media Partner
25 Februari 2024 19:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tradisi apeman dan ruwahan yang digelar jelang Ramadhan. Foto: Len
zoom-in-whitePerbesar
Tradisi apeman dan ruwahan yang digelar jelang Ramadhan. Foto: Len
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, warga Kelurahan Suryatmajan, Kota Yogyakarta kembali melaksanakan upacara Memetri Budaya Adat Widi Widono Ruwah Ageng (budaya Apeman dan Ruwahan) untuk menyambut bulan suci Ramadhan 1445 H.
ADVERTISEMENT
Tradisi ini menjadi bentuk rasa syukur atas limpahan rezeki dan tolak bala jelang bulan suci tersebut. Ada 6 Kampung di Kelurahan Suryatmajan yang ikut berpartisipasi yakni Kampung Cokrodirjan, Kampung Gemblakan Bawah, Kampung Gemblakan Atas, Kampung Ledok Macanan, Kampung Sosrokusuman, dan Kampung Suryatmajan
"Masyarakat dari 6 kampung Kelurahan Suryatmajan masing-masing membawa 3 tambir yang berisi sajian Kolak, Apem dan Ketan 2 tambir dan 1 tambir berisi hasil potensi wilayah diarak menuju ke Kelurahan untuk didoakan bersama," kata Lurah Suryatmajan, Weda Satriya, Sabtu (24/2/2024).
Masyarakat, kata Weda menyambut acara tahunan ini dengan membuat sajian apem, kolak, dan ketan serta ulu bekti yang berisi potensi masing-masing wilayah yang diserahkan ke pihak Kelurahan Suryatmajan.
ADVERTISEMENT
Weda tak menepis selain untuk menyambut bulan suci Ramadhan, gelaran itu juga menjadi ajang silaturahmi sekaligus memanjatkan doa bersama demi kesehatan, keselamatan dan kemakmuran masyarakat di Kelurahan Suryatmajan setiap tahunnya.
Tradisi apeman dan ruwahan yang digelar jelang Ramadhan. Foto: Len
"Upacara adat ini dilaksanakan sebagai agenda tahunan di Kelurahan Suryatmajan sebagai wujud syukur kehadirat Allah SWT akan segala nikmat dan barokahnya," ujar dia.
Sementara Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo yang turut hadir dalam gelaran tersebut mengatakan tradisi Apeman dan Ruwahan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Keunikan dan kearifan lokal yang terkandung dalam tradisi ini menjadikannya sebagai warisan budaya yang patut dilestarikan. Tradisi ruwahan tersebut hendaknya tetap diteruskan mengingat nilai-nilai luhur yang terkandung dalam setiap aspek dalam acara Ngapem Ruwahan. Sekaligus sebagai salah satu peringatan awal untuk masyarakat bahwa sebentar lagi tekah memasuki bulan Ramadhan.
ADVERTISEMENT
"Festival Apem menjadi refleksi dari sebuah proses menuju bulan suci Ramadan yaitu pada saat bulan ruwah atau ruwahan," pungkasnya.
(M Wulan)